AH Ari B
Penajam, helloborneo.com – DPRD Penajam Paser Utara mempertanyakan produksi gas yang dikelola oleh Divisi Minyak dan Gas atau migas Perusahaan Daerah (Perusda) Benuo Taka untuk mengatasi permasalahan listrik yang terjadi di daerah itu.
“Kami mempertanyakan proses produksi gas dan kendala divisi migas dalam pengelolaan gas. Karena gas itu disuplai untuk kebutuhan produksi listrik PLN yang saat ini sering terjadi pemadaman listrik,” kata Ketua DPRD Penajam Paser Utara Nanang Ali, di Penajam, Rabu.
DPRD Penajam Paser Utara, lanjutnya, mencari solusi untuk mengatasi permasalahan listrik yang terjadi. Karena PLN mengaku kekurangan daya sebesar 1,4 megawatt, akibat kurangnya suplai gas dari divisi migas perusda ke Pembangkit Listrik Tenaga Mini Gas (PLTMG).
Menurut Nanang Ali, setelah DPRD melakukan inspeksi mendadak atau sidak ke PT PLN Unit Petung dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Girimukti, Senin (13/4), didapatkan informasi PLTD kekurangan daya listrik 1,4 megawatt untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat.
“Informasi yang kami terima saat sidak, pasokan listrik PLTD saat ini hanya 12,4 megawatt, sedangkan beban puncak mencapai 13 megawatt jadi kekurangan 1,4 megawatt sehingga dilakukan pemadaman listrik bergilir,” jelasnya .
Menurut supervisor PLTD Girimukti, kurangnya daya listrik di PLTD tersebut, kata Nanang Ali, karena dipengaruhi kurangnya suplai listrik dari PLTMG yang hanya 3,5 megawatt yang seharusnya menyuplai 4 megawatt akibat suplai gas perusda menurun.
Supervisor Distribusi Migas Perusda Benuo Taka Penajam Paser Utara Oscar mengungkapkan, saat ini produksi gas terus mengalami penurunan. Dimana produksi gas awalnya 1,3 ‘milion standard cubic feet per day (mscfpd) turun menjadi 0,8 mscfpd.
“Produksi gas kami terus menurun, kondisi itu berdampak pada penurunan produksi listrik empat mesin pembangkit di PLTMG. Dan kami sedang lakukan pengadaan mesin kompresor untuk meningkatkan produksi gas,” katanya.(bp/adv)