Bagus Purwa
Penajam, helloborneo.com – Kepala Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Surito Widarie mengungkapkan, harga semua jenis pupuk bersubusdi di daerah itu melampui harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
“Kami menemukan di lapangan ada perbedaan harga semua jenis pupuk bersubsidi mencapai sekisar dua persen dari HET yang telah ditetapkan dengan alasan sebagai tambahan ongkos angkut,” kata Surito Widarie, di Penajam, Selasa.
Kenaikan harga pupuk bersubsidi dari HET tersebut, lanjutnya, tidak bisa ditoleransi karena sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian menyebutkan HET pupuk bersubsidi yang telah ditetapkan pemerintah berlakuk di seluruh Indonesia, termasuk di Penajam Paser Utara.
“Alasan apa pun tidak bisa diterima untuk menaikkan harga pupuk bersubsidi sesuai dengan pereturan menteri itu,” tegas Surito Widarie.
“HET pupuk Urea Rp90 ribu per karung mengalami kenaikan menjadi Rp93.700 per karung, rata-rata kenaikan harga semua jenis pupuk bersubsidi berkisar dua persen per karungnya,” jelasnya.
Surito Widarie menyatakan, untuk mengatasi terjadinnya kenaikan harga pupuk bersubsidi tersebut, mengusulkan dalam penetapan HET pemerintah pusat harus melihat geografis suatu daerah sehingga penentuan HET pupuk bersubsidi tersebut sudah termasuk ongkos angkut sesuai geografis masing-masing daerah.
“Kondisi geografis di Kalimantan Timur (Kaltim) tidak sama dengan pulau lainnya, jadi kami usulkan melalui pemerintah provinsi, penetapan HET pupuk bersubsidi oleh pemerintah pusat berdasarkan zona atau wilayah,” katanya.
Dengan penetapan HET pupuk bersubsidi sesuai dengan kondisi wilayah, tambah Surito Widarie, harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi di Kaltim diperkirakan akan mengalami tambahan untuk ongkos angkut berkisar antara Rp50 sampai Rp100 per kilogram. (bp/*esa)
