Dika
Penajam, helloborneo.com – Pengelola Program HIV/AIDS Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Sarjito Ponco Waluyo mengatakan, Kecamatan Penajam dianggap rawan HIV/AIDS.
“Wilayah di Kecamatan Penajam yang dianggap rawan HIV/AIDS, yakni Kelurahan Petung, Sotek dan kawasan pantai Tanjung Jumlai karena di wilayah itu banyak ODHA (orang dengan HIV/AIDS) atau penderita HIV/AIDS,” jelas Ponco Waluyo, di Penajam, Selasa.
Sedangkan di Kecamatan Waru, lanjutnya, hanya ada satu titik, yakni Kelurahan Waru. Di Kecamatan Babulu meliputi Desa Babulu Darat, Labangka dan Rintik yang ada penderita HIV/AIDS. Sementara di wilayah Kecamatan Sepaku terdapat di Kelurahan Pemaluan dan Maridan.
Sampai saat ini lanjut Ponco Waluyo, Jumlah ODHA atau penderita HIV/AIDS di Kabupaten Penajam Paser Utara sebanyak 28 orang dan dari jumlah ODHA tersebut banyak berada di Kecamatan Penajam. Para ODHA yang ada berada dalam pengawasan dan penagangan Dinas Kesehatan.
“Kami terus pantau perkembangan kesehatan para ODHA itu dan selalu diberi suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh,” katanya.
Menurut Ponco Waluyo, untuk penanggulangan HIV/AIDS Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara menggiatkan sosialisasi terkait HIV/AIDS kepada masyarakat. Sosialisasi HIV/AIDS tersebut sudah berjalan melalui puskesmas di masing-masing kecamatan.
Sosialisasi HIV/AIDS di Puskesmas Babulu, kata dia, dilakukan di kalangan masyarakat umum, dan Puskesmas Penajam melakukan sosialisasi di kalangan pelajar. Sedangkan untuk di sosialisasi HIV/AIDS di Kecamatan Waru akan dilakukan pada bulan November.
“Kami terus giatkan sosialisasi tentang bahaya HIV/AIDS di kalangan remaja, anak sekolah dan masyarakat umum,” ujar Ponco Waluyo.
Sasaran prioritas sosialisasai HIV/AIDS yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, tambahnya, adalah wilayah yang dianggap rawan terjadi penyebaran HIV serta di wilayah yang sudah terdapat penderita HIV/AIDS atau ODHA.
“Wilayah-wilayah yang ada pengidap HIV dan yang dinilai rawan HIV menjadi prioritas penyuluhan tentang bahaya HIV/AIDS itu,” jelas Ponco Waluyo. (bp/*esa)