AH Ari B
Penajam, helloborneo.com – Pemahaman masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, tetntang HIV/AIDS masih minim, kata Pengelola Program HIV/AIDS Dinas Kesehatan setempat, Sarjito Ponco Waluyo.
“Kami menyayangkan pemahaman masyarakat terkait HIV/AIDS masih minim, padahal kampanye melawan dan mengantisipasi penyebaran virus tersebut rutin diperingati setiap 1 Desember,” ujar Ponco Waluyo saat dihubungi di Penajam, Sabtu.
Masih minimnya pengetahuan warga tentang HIV/AIDS di sejumlah wilayah di Penajam Paser Utara, menurutnya, membuat masyarakat besikap diskriminatif mengucilkan para pengidap HIV/AIDS, seperti yang pernah terjadi di Kecamatan Babulu dan Sepaku.
“ODHA (orang dengan HIV/AIDS) yang tinggal di Babulu dan Sepaku sempat diusir warga karena dianggap menakutkan,” ungkap Ponco Waluyo.
“Penularan HIV/AIDS itu tidak mudah, kecuali pernah melakukan hubungan badan dengan orang yang terinfeksi HIV/AIDS atau bertukar jarum suntik yang tidak steril,” jelasnya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, lanjut Ponco Waluyo, berencana menggalakan kembali sosialisasi terkait HIV/AIDS, termasuk penjelasan proses penularan serta cara menghindari terinfeksi HIV/AIDS kepada masyarakat.
“Diharapkan dengan sosialisasi itu masyarakat tidak lagi bersikap mengucilkan atau merendahkan para ODHA,” ujarnya.
Semantara sampai pekan pertama Desember 2015, tambah Ponco Waluyo, jumlah ODHA yang ditangani Dinas Kesehatan mencapai 37 orang atau bertambah satu penderita yang berasal dari Kecamatan Sepaku.
“Berdasarkan Dinas Provinsi Kalimantan Timur, penyebaran HIV/AIDS di Kabupaten Penajam Paser Utara, tahun ini (2015) sudah mencapai sekitar 100 orang,” katanya. (bp/*esa)