Bagus Purwa
Balikpapan, helloborneo.com – Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, terancam krisis air baku, seiring menyusutnya debit air Waduk Manggar sebagai sumber air baku untuk produksi air bersih Perusahaan Daerah Air Minum atau PDAM setempat.
“Debit sumber air baku PDAM semakin menipis. Saat ini, volume air Waduk Manggar tercatat 5,09 meter,” kata Direktur PDAM Kota Balikpapan Haidir Effendi saat dihubungi di Balikpapan, Kamis.
Seiring penurunan debit air Waduk Manggar tersebut, PDAM Kota Balikpapan memberlakukan sistem bergiliran untuk pendistribusian air bersih kepada pelanggan.
“Kami mulai berlakukan sistem bergiliran untuk pendistribusian air bersih kepada pelanggan, untuk memaksimalkan ketersediaan air baku di Waduk Manggar,” jelas Haidir Effendi.
Sistem bergiliran untuk pendistribusian air kepada pelanggan itu, yakni tiga hari mengalir untuk Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Kampung Damai dan tiga hari mengalir untuk IPAM Batu Ampar.
Dengan melakukan sistem bergiliran untuk pendistribusian air bersih kepada pelanggan tersebut, lanjut Haidir Effendi, persediaan air baku di Waduk Manggar bisa bertahan hingga 24 hari ke depan, karena jika tidak memberlakukan sistem bergiliran, air baku hanya mampu bertahan selama 11 hari.
“IPAM Kampung Baru melayani sekitar 41.000 pelanggan dan IPAM Batu Ampar sekitar 38.000 pelanggan, sehingga harus dilakukan sistem bergiliran pendistribusian agar bisa bertahan sampai turun hujan,” ujarnya.
Haidar Effendi tidak dapat memastikan sampai kapan sistem bergiliran untuk pendistribusian air bersih kepada pelanggan diberlakukan, karena tergantung dari curah hujan.
Namun, Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memprediksi sampai akhir Maret 2016 belum akan turun hujan dengan curah tinggi di wilayah Kota Balikpapan. (bp/*rol)