AH Ari B
Penajam, helloborneo.com – Sekitar 1.800 hektare lahan pertanian produktif di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mengalami kekeringan akibat masih jarangnya turun hujan di daerah itu.
Kepala Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara, Surito Widarie saat dihubungi helloborneo.com di Penajam, Rabu mengatakan, masih jarangnya turun hujan di wilayah Penajam Paser Utara, mengakibatkan ribuan hektare lahan sawah tidak bisa ditanami.
“Hampir seluruh atau lebih kurang 1.000 hektare lahan produktif di wilayah Kecamatan Penajam, pada musim tanam kedua ini belum bisa diolah karena kekeringan,” ungkapnya.
Jarang turun hujan, petani di Kecamatan Penajam kesulitan mendapatkan pasokan air untuk mengairi lahan pertanian, sehingga hingga saat ini para petani belum bisa mengolah lahan pertanian mereka.
Kondisi hujan yang belum normal lanjut Surito Widarie, juga mengakibatkan ratusan hektare lahan sawah di wilayah Kecamatan Sepaku dan Waru sampai sekarang belum bisa ditanami.
“Jarangnya turun hujan sehingga makin sulit mendapatkan air, para petani di Sepaku dan Waru menunda tanam. Kondisi kekeringan diprediksi terjadi hingga Mei 2016,” katanya.
Pemerintah daerah menurut Surito Widarie, sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kekeringan tersebut, namun hingga saat ini belum berhasil.
“Harapan satu-satunya bagi petani untuk bisa mengolah sawah yakni, turunnya hujan dengan intensitas sedang dan deras,” ujarnya.
Namun kondisi tersebut berbeda dengan di Kecamatan Babulu, dimana hampir keseluruhan lahan persawahan di wilayah Babulu, tambah Surito Widarie, sudah mulai ditanami karena pasokan air untuk mengairi lahan pertanian di wilayah itu mencukupi. (bp/*rol)