100 Peserta Ikuti Temu Wicara KTNA di Penajam

Indra Jaya Wiyono – Humas Setkab Penajam Paser Utara

Peserta Pekan Daerah KTNA tingkat Provinsi Kalimantan Timur, hadiri temu wicara (Indra Jaya Wiyono - Humas Setkab Penajam Paser Utara)

Peserta Pekan Daerah KTNA tingkat Provinsi Kalimantan Timur, hadiri temu wicara (Indra Jaya Wiyono – Humas Setkab Penajam Paser Utara)

Penajam, helloborneo.com – Sebanyak 100 peserta Pekan Daerah Kontak Tani Nelayan Andalan ke-9 tingkat Provinsi Kalimantan Timur, yang digelar di Kabupaten Penajam Paser Utara, mengikuti temu wicara, Kamis (12/5).

Temu wicara pertama yang dihadiri peserta Pekan Daerah KTNA tersebut terkait pasar lelang komoditi hasil pertanian dan perikanan.

Menurut Ketua Seksi Pengembang Pasar Lelang Muhammad Ilmis, kegiatan pasar lelang itu untuk meningkatkan daya saing internasional, mencukupi kebutuhan antar daerah, menciptakan insentif bagi peningkatan produksi.

Kegiatan pasar lelang yang dihadiri penjual dan pembeli dalam Pekan Daerah KTNA tersebut diharapkan mampu mendorong petani dan nelayan, untuk terus meningkatkan produksi dan mempromosikan hasil produksinya.

“Sehingga Kalimantan Timur bisa menjadi pemasok ataupun penyuplai bahan pangan, seperti daerah lain baik secara nasional,” ujar Muhammad Ilmis.

Pasar lelang dilakukan, agar para petani dan nelayan menjual hasil produksi olahannya dengan harga relatif murah, namun mampu menambah nilai jual produk dan pendapatan sehingga menjadi penggerak usaha pasar secara lokal maupun nasional.

Pada hari yang sama juga digelar temu wicara terkait pengembangan jaringan informasi agribisnis berbasis IT.

Dosen Fakultas Petanian Mulawarman, Muhamamad Irwan Surya Admaja mengatakan, temu wicara tersebut untuk meningkatkan dan memberikan pemahaman terhadap sistem teknologi informasi yang berbasis IT, meliputi teknologi Internet untuk mencari dan memberikan informasi secara tepat.

“Teknologi informasi akan mempermudah manajemen agribisnis dalam mengembangkan maupun memasarkan hasil produksi,” katanya.

Penggunaan informasi agribisnis berbasis teknologi tersebut akan memberikan maafaat bagi petani dan nelayan, sehingga mampu bersaing dalam era MEA atau Masyarakat Ekonomi Asean.

Petani dan nelayan sebagai pelaku penggerak di bidang pertanian dan perikanan lanjut Muhamamad Irwan Surya Admaja, nantinya dapat bersinergi dengan pemerintah dalam mengembangkan hasil produksinya, serta mampu meningkatkan taraf hidup.

Pada temu wicara tersebut, peserta langsung praktik terkait penggunaan informasi berbasis IT, mulai dari mengoperasikan jaringan informasi internet hingga aplikasi informasi serta mengakses informasi pertanian dan perikanan.

“Kami harapkan petani dan nelayan bisa mengakses semua informasi informasi berbasis IT, yakni pemasaran hingga nilai jual dari komputer maupun dari telepon genggam pintar (smart phone),” tambah Muhamamad Irwan Surya Admaja. (adv/bp/*rol)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.