Rajiansyah

Rajiansyah (Tiga dari kanan), saat bersama rekan se Indonesianya yang kuliah di Polandia. (Ist)
Polandia, helloborneo.com – Saya Rajiansyah (25), warga Jalan Adil Makmur, Kebun Sayur RT 23, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, harus berpuasa lebih panjang dibandingkan dengan warga tanah air saya Indonesia. Melaksanakan Ramadan di Polandia lamanya kurang lebih 19 jam, praktis tidak jarang saat berbuka puasa saya gunakan untuk sahur.
Saya sejak Oktober 2015 menjadi mahasiswa S2 Computer Science and Management di Wrocław University of Technology setelah mendapatkan beasiswa dari pemerintah Polandia. Merasakan hidup menjadi minoritas ternyata ada tantangan tersendiri bagi saya.
Polandia merupakan negara dengan mayoritas penduduknya Nasrani. Tidak heran bulan Ramadan tahun ini suasananya terasa begitu berbeda bagi saya. Tidak ada yang special di Polandia dan semua terlihat seperti bulan-bulan biasanya.
Dengan lamanya waktu berpuasa di Polandia kurang lebih 19 jam. Jadi hanya tersisa 5 jam waktu saya untuk sahur dan melakukan ibadah di malam hari. Tidak jarang berbuka puasa sekalian sahur. Jadi hanya satu kali makan dalam sehari.
Tidak seperti di Indonesia, masjid atau musala bisa kita temukan dimana-mana dan jaraknya berdekatan. Di kota saya tinggal bernama Wroclaw hanya terdapat satu mesjid dan jaraknya sekira 30-45 menit dari asrama saya.
Dan untuk melaksanakan sholat tarawih hal tersebut agak sulit karena waktu salat Isya dan Tarawih pada jam 11 malam. Transportasi seperti bus atau tramp (kereta) menuju ke daerah tersebut sangat jarang sekali. Akhirnya saya memutuskan untuk salat sendiri di asrama.
Pilihan takjil untuk berbuka puasa juga tidak sebanyak di Indonesia karena disini tidak ada yang namanya Pasar Ramadan sehingga harus memasak sendiri menu untuk berbuka Puasa dan Sahur. Bagi saya itu bukan merupakan hal yang sulit untuk dilakukan karena saya suka masak, sembari menunggu waktu berbuka puasa saya habiskan waktu di dapur, mempersiapkan hidangan berbuka dan sahur.
Pandangan warga Polandia sendiri tidak begitu mempertanyakan atau memperdulikan apakah kami berpuasa atau tidak. Mereka makan dan minum di depan kita atau bahkan menawarkan makanan dan minumannya, bagi saya itu adalah tantangan karena Puasa tentu saja tentang menahan itu semua, dan beribadah tentunya.
Begitulah kehidupan bulan ramadan di Eropa khususnya Polandia. Merupakan tantangan tersendiri dapat menjalani Puasa tahun ini. Waktu yang lama, godaan selama diluar rumah, dan sulitnya beribadah. Semoga saya bisa menyelesaikan puasa tahun ini dengan lancar dan menjadi insan yang lebih baik lagi. Salam dari Polandia. (rol)
thank you
Thanks for your blog, it’s very good blog .