Monyet Menyerang Kelurahan Kampung Baru, Puluhan Petani Kelapa Merugi

MR Saputra

 

Warga Kelurahan Kampung Baru,Kecamatan Penajam berhasil menyulap buah “mangrove” atau bakau menjadi produk makanan. (AH Ari B - Hello Borneo)

Warga Kelurahan Kampung Baru,Kecamatan Penajam terganggu dengan hama monyet. (AH Ari B – Hello Borneo)

Penajam, helloborneo.com – Selain mengantungkan hidup pada hasil nelayan dan empang, sebagian besar masyarakat di Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mengantungkan hidupnya dengan berkebun kelapa.

Namun dengan adanya serangan hama monyet, kini puluhan petani kelapa harus mengalami kerugian yang besar.

Seperti Ketua RT 01, Kampung Baru, Mahmuddin yang dikonfirmasi helloborneo.com menyatakan, ia  saja yang biasanya bisa panen hingga 500 kelapa setiap musim panen, kini tak dapat menikmati hasil sedikitpun karena habis diserang monyet.

Upaya-upaya sederhana seperti mengunakan seng sebagai peralatan sederhana, juga tak mampu mengatasi serangan para monyet-monyet bakau tersebut.

“Kami banyak mengalami kerugian ini, tapi serba salah juga, mau dibunuh nggak bisa juga katanya ada aturannya. Tapi mau dibiarkan terus sampai kapan kami mau gigit jari,” tegas Mahmuddin.

Sedangkan Kasi Tata Pemerintahan, Achmad Fitriady M saat melakukan kunjungan di kebun kelapa miliki warga, Jumat (24/6) Siang. Membenarkan adanya serangan hama tersebut, bahkan hal senada dinyatakan Achmad Fitriady M, dimana banyak warga yang mengeluhkan serangan hama monyet tersebut.

“Saat ini banyak petani yang harus mengalami kerugian, karena banyaknya serangan hama monyet, dugaan sementara karena ekosistem monyet bakau terganggu,” ucap Achmad Fitriady M.

Pihaknya berharap adanya langkah pasti yang diambil pemerintah, dikarenakan monyet bakau sendiri tidak boleh dibunuh karena sudah jelas aturannya.

“Kami berharap adanya pemahaman atau kebijakan dari dinas terkait, dengan adanya hama monyet ini yang membuat para petani kelapa mengalami kerugian yang sangat besar,” tegasnya.

Saat ini pihaknya hanya mampu berharap adanya batuan dari pemerintah, khusunya dinas kehutanan, agar bisa mengambil sikap untuk mengatasi monyet-monyet bakau yang sudah membuat puluhan petani mengalami gagal panen. (adv/mrs/rol)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.