AH Ari B
Penajam, helloborneo.com – Program sekolah sehari penuh atau “full day school” yang diwacanakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendi belum bisa diterapkan di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Penajam Paser, Marjani ketika ditemui helloborneo.com di Penajam, Kamis mengatakan sekolah sehari penuh tidak bisa diterapkan di seluruh daerah sekaligus karena sarana prasarana pendidikan di sejumlah daerah masih sangat terbatas, termasuk di Penajam Paser Utara.
Kendati mendukung program “full day school’ itu diterapkan untuk membangun karakter siswa, namun Disdikpora Kabuaten Penajam Paser Utara menurut dia, masih terkendala sarana prasarana yang belum memadai.
“Sarana prasarana di seluruh sekolah di wilayah Penajam Paser Utara belum memadai untuk menerapkan seolah sehari penuh,” ujar Marjani.
Beberapa kendala penerapan “full day school’ itu seperti keterbatasan ruang ganti murid, toilet dan kantin sekolah serta transportasi umum.
Menurut Marjani, masih banyak sekolah di Kabupaten Penajam Paser Utara kekurangan ruang kelas, sehingga sulit menerapkan sekolah sehari penuh.
“Masih banyak kekurangan sarana prasarana di sekolah untuk menerapkan wacana menteri pendidikan itu,” katanya.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan harus melakukan kajian secara komprehensip, agar bisa mempertimbangkan dampak positif dan negatifnya saat “full day school” diterapkan.
Penerapan sekolah sehari penuh tersebut lanjut Marjani, tidak bia disamaratakan di seluruh daerah.
Ia menyatakan “full day school” lebih cocok diterapkan di sekolah besar di wilayah perkotaan, karena sekolah di daerah masih minim fasilitas penunjang.
Namun, jika sekolah sehari penuh wajib diterapkan, Disdikpora Kabupaten Penajam Paser Utara akan menunjuk empat sekolah di tingkat SD dan SMP sebagai percontohan penerapan “full day school” tersebut. (bp/*rol)