Bagus Purwa
Balikpapan, helloborneo.com – Kilang Pertamina Refinery Unit V di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, yang sempat mengalami masalah teknis beberapa hari lalu, dijadwalkan baru bisa berproduksi maksimal lagi sesuai kapasitas terpasang pada pekan depan.
“Tanggal 22 Januari atau paling cepat akhir pekan ini tanggal 21 Januari,” kata General Manager Pertamina RU V Julian Dekri ketika dihubungi helloborneo.com di Balikpapan, Kamis.
Saat ini, kilang sudah berproduksi menghasilkan bahan bakar minyak (BBM), namun belum mencapai kapasitas maksimal yang mencapai 260.000 barel per hari.
Menurut Julian Dekri, pihaknya masih terus memperbaiki turbin pembangkit listrik dari Generator 2 yang mengalami kerusakan.
Pasokan uap ke turbin yang memutar generator untuk menghasilkan listrik terputus, karena “main steam header” (pengarah uap utama) yang berdaya tahan tekanan hingga 17 bar pecah.
Akibatnya, kilang kehilangan daya dan harus dimatikan (shutdown). Seluruh gas dan uap hidrokarbon dari semua proses pengilangan yang berlangsung sebelum sistem dimatikan, langsung dibuang dan dibakar dengan disalurkan melalui obor yang menjulang tak kurang dari 20 meter.
Dengan tekanannya yang besar, gas yang melalui menara obor itu menimbulkan bunyi berisik luar biasa, seperti gemuruh pesawat jet melintas bersamaan. Nyala api (flare) juga menjadi sangat besar karena membakar gas begitu banyak sekaligus.
Warga dapat mendengar gemuruh itu hingga Karang Joang, lebih kurang 10 kilometer jarak udara di barat Balikpapan. Begitu pula warga Penajam Paser Utara di selatan kilang di seberang Teluk Balikpapan.
Proses untuk kembali ke produksi maksimal memerlukan waktu, dimulai dengan kembali mendapatkan energi listrik maksimal dari generator bertenaga uap, yang berarti dimulai dengan memanaskan berton-ton air di ketel atau boiler untuk mendapatkan uap dan memastikannya mencapai tekanan yang diperlukan untuk memutar turbin. (bp/*mrs)