Air PDAM Penajam Berubah Menjadi Keruh

AH Ari B

 

Kepala Bagian Produksi PDAM Kabupaten Penajam Paser Utara Abdul Rani (AH Ari B – Hello Borneo)

Penajam, helloborneo.com Kualitas air bersih Perusahaan Daerah Air Minum atau PDAM Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, kembali menurun karena beberapa hari terakhir air bersih yang disalurkan kepada pelanggan keruh berwarna kecoklatan seperti bercampur tanah.

Kepala Bagian Produksi PDAM Kabupaten Penajam Paser Utara Abdul Rani, saat ditemui helloborneo.com di Penajam, Kamis, mengatakan penurunan kualitas dan perubahan warna air bersih itu akibat seringnya PLN melakukan pemadaman listrik.

“Karena sering pemadaman listrik mengganggu pengolahan air bersih PDAM, sehingga air berubah menjadi keruh,” katanya.

Abdul Rani menyatakan seringnya pemadaman listrik sangat berpengaruh terhadap mesin produksi dan distribusi air bersih ke setiap rumah tangga pelanggan.

“Tentunya dengan adanya pemadaman listrik itu mengganggu kinerja mesin produksi dan distribusi air bersih,” ujarnya.

Setiap terjadi pemadaman listrik lanjut Abdul Rani, mesin pompa air yang dimiliki PDAM otomatis ikut mati.

Sementara saat masin pompa diaktifkan kembali dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengisi pipa yang sempat kosong.

“Lamanya proses pengisian air ke pipa saluran distribusi itu berpotensi menimbulkan endapan kotoran yang ikut tersalurkan ke pelanggan,” jelas Abdul Rani.

Namun Abdul Rani menjamin kualitas air bersih PDAM tidak akan berubah warna selama mesin pompa air bekerja maksimal.

Kualitas air bersih PDAM Kabupaten Penajam Paser Utara seringkali dikeluhkan pelanggan, sebab tidak hanya berwarna coklat, tetapi juga mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Sehingga air bersih PDAM yang disalurkan itu tidak dapat diminum, serta tidak dapat digunakan untuk memasak.

Para pelanggan PDAM Kabupaten Penajam Paser Utara terpaksa membeli air isi ulang dalam galon untuk kebutuhan minum dan memasak.

Namun, untuk keperluan mandi dan mencuci, pelanggan terpaksa menggunakan air keruh dari PDAM tersebut.

Menanggapi hal tersebut Abdul Rani menyatakan, penurunan kualitas dan perubahan warna air bersih itu dipengaruhi tinggi rendahnya debit air Sungai Lawe-Lawe sebagai sumber air baku PDAM.

“Selama ini debit air Sungai Lawe-Lawe itu masih bergantung pada hujan, kalau lama tidak ada hujan pasti air Sungai Lawe-Lawe menyusut,” tambahnya. (bp/*mrs)

 




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.