AH Ari B
Direktur PDAM Kabupaten Penajam Paser Utara, Taufik (AH Ari B – Hello Borneo)
Penajam, helloborneo.com – Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Taufik mengakui distribusi air bersih ke rumah pelanggan hingga kini belum merata dan maksimal, karena masih terkendala daya listrik dan sumber air baku.
“Distribusi air bersih masih belum maksimal, terutama di Kecamatan Waru, Babulu dan Sepaku,” kata Taufik ketika ditemui helloborneo.com di Penajam, Jumat.
Menurut dia, belum maksimalnya pendistribusian air bersih di tiga kecamatan itu disebabkan daya listrik untuk mengoperasikan WTP (water treatment plant) di tiga kecamatan itu masih menggunakan mesin genset.
“Kalau di wilayah Kecamatan Penajam distribusi air bersih bisa maksimal, tapi di wilayah Kecamatan Waru, Babulu dan Sepaku distribusi masih sering tersendat karena WTP masih mengandalkan genset,” jelas Taufik.
Ia juga mengatakan kebutuhan air bersih selama bulan suci Ramadhan di wilayah Penajam Paser Utara semakin meningkat.
Namun, PDAM belum bisa melayani secara maksimal karena sejumlah persoalan, salah satunya akibat WTP kecamatan belum mendapatkan pasokan daya listrik dari PLN.
“Kebutuhan daya listrik di masing-masing WTP mencapai 20 kilovolt amper. PDAM juga masih kesulitan dari segi pembiayaan, karena belum bisa mandiri secara penuh untuk mengelola dan mendistribusikan air bersih,” ungkap Taufik.
Sementara terkait pasokan air baku, ia menjelaskan bahwa PDAM Penajam Paser Utara masih bergantung pada intensitas hujan, sedangkan pembangunan Bendungan Lawe-Lawe di Kecamatan Penajam belum dapat diteruskan karena terkendala keuangan daerah yang sedang mengalami defisit.
Pasokan atau distribusi air bersih PDAM Kabupaten Penajam Paser Utara masih bergantung pada ketinggian air Sungai Lawe-Lawe sebagai satu-satunya sumber air baku.
Taufik berharap Bendungan Lawe-Lawe segera terbangun sebagai penampungan air saat musim hujan, sehingga saat musim kemarau air itu dapat diolah menjadi sumber air bersih oleh PDAM. (bp/*ara)
