Diskominfo Penajam Kembangkan Aplikasi Layanan “Silayanadu”

Bagus Purwa

Kepala Dinas Kominfo PPU, Budi Santoso.

Penajam, helloborneo.com – Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mengembangkan aplikasi “Silayanadu” untuk mengantisipasi penyampaian ujaran kebencian di media sosial, serta menampung dan menyampaikan informasi persoalan yang terjadi di satuan kerja perangkat daerah.

“Penyampaian dari sejumlah kalangan melalui media sosial tentunya akan menjadi kerawanan dan hal itu harus diantisipasi,” kata Kepala Diskominfo Penajam Paser Utara Budi Santoso, ketika ditemui helloborneo.com di Penajam, Jumat.

Sesuai peraturan atau undang-undang, lanjut ia, penyampaian atau ujaran yang mengandung hinaan dan kebencian harus dicegah dan jangan sampai masyarakat terjerat permasalahan hukum.

Untuk itu, Dinas Komunikasi dan Informatika atau Diskominfo Kabupaten Penajam Paser Utara menyiapkan “Silayanadu” yang berisi konten permohonan untuk menyampaikan pengaduan, informasi dan permohonan meminta informasi.

Bentuk pengaduan pada aplikasi itu berhubungan dengan pemerintahan, mulai dari desa hingga kabupaten, sedangkan konten permohonan meminta informasi seperti informasi beasiswa lengkap dengan persyaratan dan lain sebagainya.

“Aplikasi layanan itu untuk menghindari adanya informasi dari sumber yang tidak jelas atau ‘hoax’ (berita bohong) sehingga menimbulkan ketidakjelasan di masyarakat,” jelas Budi Santoso.

Ia menambahkan, aplikasi “Silayanadu” juga untuk menjadikan Kabupaten Penajam Paser Utara menjadi kabupaten cerdas (smart city) terkait pelayanan informasi kepada masyarakat, serta untuk menggali potensi kelurahan dan desa.

Jika aplikasi itu dapat dimaksimalkan, tidak menutup kemungkinan desa maupun kelurahan akan mampu mengembangkan inovasi menyangkut pelaksanaan tugas dengan biaya yang relatif lebih kecil.

“Diharapkan pemerintah kelurahan dan desa bisa mengembangkan aplikasi yeng mendukung pelaksanaan pemerintahan dengan memanfaatkan layanan dalam daring (jaringan) yang terkoneksi dengan pemerintah kabupaten,” ujar Budi Santoso.

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa bersama Bagian Organisasi dan Tata Laksana Kabupaten Penajam Paser Utara juga terus berupaya menggali potensi yang dimiliki kelurahan dan desa di daerah itu.

Kendati sebagian kalangan menyatakan belanja untuk aplikasi layanan “Silayanadu” tersebut cukup mahal, Budi Santoso menyatakan, bahwa jika dikembangkan dengan benar dan maksimal, aplikasi itu bisa disiasati untuk menekan biaya yang cukup besar tersebut. (bp/hb)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.