Badak LNG Turunkan 50 Unit Terumbu Karang di Kawasan Pulau Segajah

Arsyad Mustar

Direktur dan CEO Badak LNG, Gitut Yuliaskar (kedua kiri) bersman jajaran Manajemen Badak LNG dan Pemerintah Kota Bontang turunkan 50 unit transplantasi terumbu karang di kawasan Pulau Segajah, Kelurahan Bontang Kuala, Kalimantan Timur. (Ist)

Bontang, helloborneo.com – Sebanyak 50 unit 50 unit transplantasi atau penyambungan terumbu karang di kawasan Pulau Segajah, Kelurahan Bontang Kuala, Kalimantan Timur, kembali diturunkan Badak LNG. Hal ini sebagai wujud dan komitmen perusahaan tersebut untuk membangun wilayah pesisir Bontang.

Selain memiliki tugas utama mengoperasikan kilang LNG secara massal, Badak LNG juga tidak pernah melupakan fungsi sosialnya, bahkan sejak berdirinya perusahaan ini empat dekade silam. Melalui berbagai program community development, Badak LNG senantiasa mendorong secara langsung agar masyarakat Bontang lebih mandiri, baik secara ekonomi, sosial maupun kapasitas pribadinya.

“Tujuannya untuk menciptakan pembangunan secara berkelanjutan,” ujar Direktur dan CEO Badak LNG, Gitut Yuliaskar dalam sambutannya, Rabu (17/10/2018).

Penurunan Transplantasi Terumbu Karang Reef Cage menjadi salah satu wujud komitmen Badak LNG untuk turut melestarikan kawasan pesisir Bontang. Di mana, sebagian besar wilayah Bontang yang didominasi kawasan pesisir, dan gugusan pulau-pulau yang memiliki keragaman biota laut. Program penurunan terumbu buatan ini sudah dijalankan sejak tahun 2014 lalu.

“Ini juga merupakan bagian dari program besar Bontang Kuala Ecotourism seperti unsur sungai Belanda, wisata karang Pulau Segajah, karang Pasilan, Floating Homestay dan wisata bawah laut lainnya,” jelasnya.

Saat itu, Badak LNG mulai melakukan transplantasi terumbu karang dengan metode bioreeftek atau menggunakan batok kelapa. Namun seiring berkembangnya waktu, metode yang digunakan pun berkembang menjadi metode refcage yang dinilai lebih cepat memacu  pertumbuhan terumbu karang.

Hingga saat ini Badak LNG telah berhasil melakukan transplantasi sebanyak 60 unit dengan ukuran diameter 1,5 meter per unit. Tahun 2018 ini Badak LNG kembali melakukan transplantasi sebanyak 50 unit dengan nilai Rp 30 juta rupiah. Tidak hanya itu, Gitut Yuliaskar juga menegaskan bahwa PT Pertamina sebagai induk perusahaan Badak LNG telah menggelontorkan dana sebesar 70 juta melalui Kelompok Masyarakat Kreatif Pesisir (MASKAPAI).

“Tahun 2018 ini Pertamina (persero)  juga memberikan dukungan dalam upaya pelestarian lingkungan perairan Bontang melalui Kelompok Masyarakat Kreatif Pesisir (MASKAPAI), yakni penanganan 100 lifting dengan total anggaran sebesar 70 juta rupiah,” tuturnya.

Program transplantasi terumbu karang ini telah memberikan kontribusi dalam pengembangan pariwisata Bontang. Salah satunya adalah Bontang Kuala Ecotourism yang memiliki spot snorkeling dalam menikmati keindahan alam bawah laut, baik karang yang masih alami maupun hasil transplantasi. Program ini mensinergikan potensi wisata bahari dan kuliner sehingga  diharapkan mampu mendorong sektor ekonomi dan meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir.

“Keberhasilan Bontang Kuala Ecotourism ini berkat sinergi dengan pemerintah Kota Bontang, baik melalui Kelurahan Bontang Kuala, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Kelautan, serta Balai Taman Nasional Kutai yang turut melakukan pendampingan kepada masyarakat masyarakat kreatif pesisir,” terangnya.

Berkat dukungan dari semua pihak, Program Bontang Kuala Ecotourism sudah berhasil meningkatkan pendapatan anggota Kelompok Masyarakat Kreatif Pesisir, dan juga tahun ini (tahun 2018) berhasil meraih penghargaan di tingkat Asia, yakni  Asia Entrepreneurship Award kategori Social Empowerment.

“Penurunan transplantasi terumbu karang ini membuktikan komitmen Badak LNG dalam upaya membangun kawasan pesisir Bontang sekaligus menjadikannya sebagai daerah wisata yang aman dikunjungi serta menarik minat wisatawan,” terang Gitut.

Sementara itu, Pemkot Bontang melalui Asisten Administrasi Bidang Pembangunan, Zulkifli menyambut baik kegiatan tersebut karena mampu meringankan beban pemerintah. Menurutnya, walaupun Pemkot Bontang tetap melakukan rehabilitasi terumbu karang namun jangkauannya tidak luas karena keterbatasan anggaran.

“Dengan adanya program bina lingkungan Community Development (Comdev) perusahaan khususnya Badak LNG tentu dapat mengurangi beban pemerintah kota Bontang, sebagaimana diketahui program ini sudah dijalankan oleh Badak LNG sejak tahun 2014 silam,” kata Zulkifli.

Terlepas dari itu, Zulkifli berpesan supaya Badak LNG terus meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan pihak Pemkot Bontang, terutama dalam hal mitigasi dan penyelamatan lingkungan hidup. Selain komitmen pemerintah, keterlibatan semua pihak dalam mewujudkan kerja sama yang harmonis dan profesional.

“Baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat merupakan pilar penting dalam pembangunan lingkungan hidup di Bontang,” imbuhnya. (am/tan).




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses