Ari B
Penajam, helloborneo.com – Proses pengaktifan atau pengaliran gas rumah tangga yang sudah terpasang ke rumah-rumah warga di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, program Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM hingga kini belum ada kejelasan.
“Proses pengaktifan sambungan gas rumah di Kabupaten Penajam Paser Utara sampai saat ini belum jelas,” ungkap Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Kabupaten Penajam Paser Utara, Ahmad Usman ketika ditemui helloborneo.com, Jumat.
Menurut dia, PT Pertagas Niaga menyatakan masih menunggu konfirmasi dari Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) untuk pembukaan katup (valve) di gardu induk yang berlokasi di Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam.
Ada dua hal yang ditunggu menyangkut pengaktifan aliran gas bumi ke rumah-rumah warga jelas Ahmad Usman, pertama perbaikan kotak katup (box valve) yang sempat tergenang air.
Kemudian membuka katup saluran dari gardu utama ke jaringan sambungan gas yang telah terpasang di 4.260 rumah warga di wilayah Kecamatan Penajam..
“PT Pertagas Niaga akan melakukan pengaktifan atau pengaliran gas bumi ke rumah-rumah warga itu dalam dua tahap,” ujar Ahmad Usman.
Tahap pertama lanjut ia, proses pengaktifan atau pengaliran gas bumi dilakukan di sektor satu di wilayah BTN Kilometer 4 Kelurahan Penajam, sebanyak 716 sambungan gas rumah.
Selanjutnya pengaktifan sambungan gas rumah tangga dilakukan pada 1.154 sambungan gas di sektor dua di wilayah Kelurahan Penajam, kemudian sektor tiga di wilayah Kelurahan Gunung Steleng sebanyak 1.104 sambungan gas rumah.
“264 sambungan gas rumah terpasang di sektor empat di wilayah Kelurahan Nipah-Nipah, dan di sektor lima di wilayah Kelurahan Sungai Parit sebanyak 1.019 sambungan gas rumah,” jelas Ahmad Usman.
Ditargetkan gas bumi sudah mengalir ke 4.260 sambungan gas rumah di Kabupaten Penajam Paser Utara tambahnya, pada akhir 2019.
Kendati infrastruktur sambungan aliran gas bumi sudah terbangun di Kabupaten Penajam Paser Utara dan telah diresmikan pengoperasiannya sejak 27 Maret 2019, hingga kini belum aktif atau gas belum bisa dialirkan ke rumah warga. (bp/hb)