Air Baku PDAM Penajam Hanya Cukup Sampai Akhir September

Sungai Lawe – Lawe Yang Menjadi Sumber Air Baku Bagi PDAM Danum Taka PPU.

Ari B

Penajam, helloborneo.com – Air baku Perusahaan Daerah Air Minum atau PDAM Danum Taka Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, diprediksi hanya mampu mencukupi kebutuhan bahan baku produksi air bersih sampai akhir September 2019, jika hujan tidak mengguyur daerah itu.

Pelaksana tugas Direktur PDAM Danum Taka Kabupaten Penajam Paser Utara, Ahmad Usman saat ditemui helloborneo.com, Jumat mengatakan, debit air Sungai Lawe-Lawe sebagai sumber air baku PDAM Danum Taka mengalami penurunan karena jarang turunnya hujan.

“Saat ini ketinggian air Sungai Lawe-Lawe sebagai sumber air baku PDAM Danum Taka lebih kurang satu meter,” katanya.

Musim kemarau yang terjadi sejak Juli 2019 hingga saat ini berdampak pada penurunan ketinggian air Sungai Lawe-Lawe, sebagai sumber air baku PDAM Danum Taka yang bergantung pada hujan.

Namun untuk menjaga agar produksi air bersih tetap normal, PDAM Danum Taka mengganti mesin di instalasi pengolahan air bersih Lawe-Lawe.

“Manajemen mengganti mesin lama di instalasi pengolahan air bersih (water treatment plant/WTP) dengan mesin baru agar produksi air berjalan normal,” jelas Ahmad Usman

Dengan digantinya mesin di penyulingan air bersih Lawe-Lawe tersebut menurut dia, kendati air baku menurun, namun produksi air bersih meningkat untuk melayani pelanggan.

“Meski air baku menurun, tetapi produksi bisa meningkat menjadi 80 liter per detik dari sebelumnya 70 liter per detik setelah mesin di WTP diganti,” ujar Ahmad Usman.

“Sungai juga dibersihkan dari endapan lumpur untuk menjaga kuantitas produksi air bersih, karena diprediksi tanpa adanya hujan air baku hanya bertahan sampai akhir bulan ini (September 2019),” ucapnya.

Sementara untuk instalasi pengolahan air bersih di Kelurahan Sotek dipastikan Ahmad Usman, masih belum beroperasi sampai turunnya hujan atau kiriman air di kolam penampungan.

PDAM Danum Taka mengimbau masyarakat pelanggan air bersih mulai berhemat menggunakan air, sebab musim kemarau diprediksi berlangsung sampai Oktober 2019. (bp/hb)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.