Ari B
Penajam, helloborneo.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mengimbau masyarakat di daerah itu agar meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan mengantisipasi bencana banjir dan tanah longsor seiring memasuki musim penghujan.
“Warga yang bermukim di daerah rawan banjir dan longsor diminta tingkatkan kewaspadaan karena hujan mulai mengguyur wilayah Penajam Paser Utara,” kata Kepala Sub Bidang Logistik dan Peralatan BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, Nurlaila ketika ditemui helloborneo.com, Selasa.
“Bencana atau musibah tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi sehingga diperlukan, kesiapsiagaan dan kewaspadaan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadinya bencana itu,” ucapnya.
Menurut Nurlaila seluruh kecamatan di wilayah Penajam Paser Utara memiliki potensi kerawanan terjadi bencana banjir, sedangkan tanah longsor termonitor hanya di wilayah Kecamatan Sepaku.
Ia mengungkapkan berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, ada sekitar 10 wilayah di Kabupaten Penajam Paser Utara yang berpotensi tinggi terjadi bencana banjir,
Wilayah potensi terjadi banjir tersebut di antaranya, di Kelurahan Petung, Nenang, Waru dan Kelurahan Sepaku, serta di Desa Sesulu, Sebakung Jaya dan Bukit Raya.
Nurlaila berharap pemerintah desa dan kelurahan siaga terhadap potensi bencana banjir dan tanah longsor di musim penghujan yang diprediksi mulai November 2019 hingga Februari 2020.
“Kesiapsiagaan dan kewaspadaan bencana banjir dan longsor harus ditingkatkan karena diperkirakan musim penghujan akan terjadi hingga Februari 2020,” ujarnya.
“Kondisi saat musim penghujan itu berisiko menyebabkan musibah atau bencana alam berupa banjir dan tanah longsor, jadi masyarakat harus waspada ,” tambah Nurlaila.
BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara meminta masyarakat agar senantiasa meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor.
“Diperlukan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadinyabanjir dan longsor, serta juga kewaspadaan dari masyarakat,” jelas Nurlaila. (bp/hb)