Ari B

Bupati Penajam Paser Utara Abdul Gafur Mas’ud.
Penajam, helloborneo.com – Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, berencana akan membangun anjungan di kawasan pelabuhan penyeberangan “speedboat dan klotok (kapal kayu) yang akan menjadi ikon di daerah itu.
“Kami berencana membangun anjungan di kawasan pelabuhan penyeberangan dan sekitarnya untuk mempercantik wajah kabupaten,” ujar Bupati Penajam Paser Utara Abdul Gafur Mas’ud, ketika ditemui helloborneo.com, Senin.
Pembangunan anjungan tersebut menurut Bupati, salah satu rencana pemerintah kabupaten menata sejumlah wilayah untuk memperindah wajah Kabupaten Penajam Paser Utara.
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara juga akan menggunakan lahan bekas kebakaran yang terjadi saat demonstrasi massa yang berujung rusuh dan pembakaran pada Oktober 2019 sebagai lokasi pembangunan anjungan itu.
“Kawasan pelabuhan penyeberangan ‘speedboat’ dan klotok akan di bangun anjungan termasuk fasilitas umum seperti tempat parkir dan fasiltas umum lainnya,” ucap Abdul Gafur Mas’ud.
Area yang akan dugunakan untuk lokasi pembangunan anjungan tersebut lanjut Bupati, meliputi lahan bekas kebakaran di RT 6, 7 dan 8 di Kelurahan Penajam, Kecamatan Penajam.
Abdul Gafur Mas’ud menyatakan, bahwa masyarakat yang tinggal di wilayah RT 6, 7 dan 8 termasuk korban kebakaran sudah setuju untuk direlokasi atau dipindahkan ke lahan milik Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara.
Kawasan pelabuhan “speedboat” dan klotok tersebut kata Bupati, harus dipercantik karena selama ini pelabuhan penyeberangan itu menjadi pintu gerbang bagi masyarakat yang akan menuju ke Kabupaten Paser atau Kota Balikpapan.
“Jadi dengan menata kawasan pelabuhan penyeberangan dengan membangun anjungan itu menjadi ikon bagi masyarakat serta Kabupaten Penajam Paser Utara,” jelas Abdul Gafur Mas’ud.
Ikon Kabupaten Penajam Paser Utara itu tambah Bupati, pelabuhan “speedboat” dan klotok sebagai pintu gerbang masyarakat dari luar daerah masuk ke wilayah Penajam Paser Utara.
“Pelabuhan itu sejarah dulu namanya Balikpapan Seberang, jadi harus dipercantik. Dan masyarakat yang lahannya masuk lokasi pembangunan anjungan bersedia untuk dipindahkan,” ungkap Abdul Gafur Mas’ud. (bp/hb)