Edy
Penajam, helloborneo.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mewaspadai potensi lonjakan kasus Coronavirus Disease atau COVID-19 setelah atau pascalebaran Idul Fitri 1441 Hijriah/2020 Masehi.
“Dua pekan usai Lebaran masih terjadi keramaian di sejumlah tempat,” ujar Kepala Dinas Kesehatan atau Dinkes Kabupaten Penajam Paser Utara, Arnold Wayong ketika dihubungi helloborneo.com, Senin.
“Karena itu kami tingkatkan kewaspadaan mengantisipasi adanya potensi lonjakan kasus virus corona di wilayah Penajam Paser Utara,” tambahnya.
Posko Pemeriksaan COVID-19 Pelabuhan Penajam juga mencacat, sekitar 700 pendatang masuk ke Kabupaten Penajam Paser Utara sejak dua hari sebelum hingga dua hari sesudah Lebaran.
Dengan banyaknya warga pendatang masuk ke Kabupaten Penajam Paser Utara tersebut diperkirakan dapat terjadi lonjakan kasus COVOD-19 di daerah itu.
“Bukan khawatir tapi waspada, kami melihat dua pekan setelah Lebaran di sejumlah tempat terjadi keramaian dan banyak warga pendatang yang masuk ke wilayah Penajam Paser Utara,” kata Armold Wayong.
Menurut dia, perlu diwaspadai juga pasien dengan beberapa keluhan yang melakukan pengobatan di pusat-pusat layanan kesehatan masyarakat.
“Keluhan pasien seperti suhu badan 38 derajat, sakit tenggorokan. pilek dan lainnya harus dapat perhatian khusus,” ucapnya.
Arnold Wayong mengimbau pusat layanan kesehatan masyarakat perlu mewaspadai dan memperhatikan pasien dengan keluhan suhu badan panas 38 derajat disertai batuk, pilek sakit tenggorokan dan sesak nafas.
Kendati demkian belum ada rencana untuk melakukan penambahan tempat tidur untuk pasien COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Ratu Aji Putri Botung sebagai langkah antisipasi.
“Jumlah tempat tidur pasien virus corona di RSUD Ratu Aji Putri Botung saat ini sebanyak 40 unit,” jelas Arnlod Wayong. (bp/hb)