Ari B

Penajam, helloborneo.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur menyebutkan sistem drainase (pembuangan air) yang kurang memadai adalah salah satu penyebab terjadinya banjir di sejumlah wilayah pemukiman warga di daerah itu.
“Sistem drainase di sejumlah wilayah pemukiman kurang memadai, bahkan masih sangat minim,” ungkap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, Nurlaila ketika ditemui helloborneo.com, Kamis.
Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara pada Sabtu (5/9) malam mengakibatkan sejumlah wilayah pemukiman warga terendam banjir.
Wilayah pemukiman warga yang terendam banjir tersebut di antaranya, Desa Sesulu dan Kelurahan Waru di Kecamatan Waru.
Desa Sesulu dan Kelurahan Waru jelas Nurlaila, merupakan daerah langganan banjir, sebab sistem drainase yang tersedia di wilayah itu kurang memadai dan sangat minim.
Kendati banjir di wilayah tersebut sudah mulai turun lanjut ia, beberapa rumah warga hingga kini masih terendam air, yang paling parah di pemukiman RT 29 dan 22.
Ketinggian air hari pertama di wilayah Desa Sesulu dan Kelurahan Waru di Kecamatan Waru mencapai 80 sentimeter hingga satu meter.
Sementara ketinggian air dalam rumah warga sekitar 25 sampai 30 sentimeter, saat ini genangan air berangsur turun, namun lambat.
“Ketinggian air di halaman yang paling parah sekitar 80 sentimeter sampai satu meter. air di dalam rumah 25 sampai 30 sentimeter,” ucap Nurlaila.
“Sebagian besar air sudah mulai turun atau surut, tapi turunnya atau surutnya air lambat masih ada rumah warga yang tergenang air,” tambahnya. Di samping hujan yang turun cukup lama Nurlaila menimpali lagi, banjir yang terjadi juga diakibatkan sistem drainase atau pembuangan air di wilayah tersebut tidak maksimal. (bp/hb)