
Berau, helloborneo.com – Anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) yang diperuntukkan untuk penanganan Covid-19 di Kab Berau, tersisa sekira Rp 300 juta dari total bantuan BTT senilai Rp200 miliar yang khusus disediakan untuk bencana darurat.
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Berau, Maulidiyah mengatakan anggaran yang tersisa saat ini tidak dapat menutupi seluruh kebutuhan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menangani Covid-19.
“Iya, sisa anggaran Covid-19 yang ada sekarang senilai Rp 200 juta. Anggaran itu sudah tidak mencukupi, tetapi kan sudah mengandalkan dari refocusing APBD untuk saat ini,” ungkapnya, Selasa (22/6/2021).
Dengan jumlah anggaran Rp 300 juta tersebut, menurutnya tidak bisa lagi dikeluarkan untuk penanganan pandemi Covid-19. Pasalnya, anggaran itu juga telah terserap dari bencana banjir yang menimpa 14 kampung di sejumlah kecamatan di Kabupaten Berau, beberapa waktu lalu.
Apalagi kata dia, dengan diperpanjangnya program PPKM Mikro di Kabupaten Berau, tentu saja akan membutuhkan anggaran lagi.
“Ya kalau masalah anggaran memang masih butuh, ada Instruksi Mendagri No 13 Tahun 2021 juga untuk memperpanjang PPKM Mikro. Yang jelas, memang sangat membutuhkan anggaran lagi,” jelasnya.
Namun dikatakan Maulidiyah, untuk sementara ini, anggaran penanganan Covid-19, masih harus ditanggung oleh masing-masing OPD terkait, setelah adanya refocusing khususnya pada Dinas Kesehatan (Dinkes), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai.
Diketahui, anggaran untuk instansi telah disalurkan melalui APBD sebesar Rp 30 miliar untuk RSUD, dan Rp 15 miliar khusus untuk BPBD. Opsi pembebanan anggaran kepada masing-masing OPD karena telah memasuki pertengahan tahun.
“Sehingga tidak ada lagi perubahan serta penyesuaian anggaran yang bisa dilakukan,” tutupnya. (nr/sop/hb)