Bantu Didik Warga Tentang COVID-19, Perawat AS Raih Penghargaan

Tun MZ

Seorang petugas medis merawat seorang pasien yang terinfeksi COVID-19 di ruangan ICU di Rumah Sakit Scripps Mercy, Chula Vista, California, pada 12 Mei 2020. (Foto: Reuters/Lucy Nicholoson)
Seorang petugas medis merawat seorang pasien yang terinfeksi COVID-19 di ruangan ICU di Rumah Sakit Scripps Mercy, Chula Vista, California, pada 12 Mei 2020. (Foto: Reuters/Lucy Nicholoson)

Washington DC, helloborneo.com – Ketika pandemi virus corona merebak di Amerika Serikat, perawat ICU, Lee Harper-Chen, mendedikasikan waktunya untuk membatu komunitasnya di Arlington, Virginia, walau setelah melalui jam kerja yang panjang dan melelahkan.

“Saya merasa takut. Dan saya berpikir, saya akan lawan rasa takut saya dengan fakta. Saya ingin berbagi informasi yang bagus. Dengan begitu, saya tidak hanya bisa menaklukan rasa takut saya, tetapi juga bisa membantu mendidik orang lain,” kata Lee Harper-Chen kepada VOA.

Ia lalu menjadi anggota aktif di sebuah grup Facebook lokal wilayah Arlington, dimana ia berbagi berita dan perkembangan terbaru mengenai virus corona, serta melawan disinformasi.

Upayanya berhasil menarik perhatian para penduduk lokal, yang lalu menominasikannya di ajang Arlington County’s Community COVID-19 Hero Award, yaitu sebuah acara penghargaan untuk para pahlawan COVID-19 di wilayah Arlington. 

Melalui wawancara Zoom dengan VOA, juru bicara bagian komunikasi untuk Arlington County Public Safety, Heather Geldart mengatakan, komunitas di Arlington telah melakukan upaya yang luar biasa untuk bertahan, bersatu dan saling menjaga satu sama lain. 

“Dari 122 nominasi yang masuk, paling sedikit ada 3 atau 4 orang yang mendapat lusinan nominasi, termasuk Lee Harper-Chen,” tambahnya,

Lee Harper-Chen yang telah merawat pasien selama berbulan-bulan di tempat kerja dan keluarganya sendiri di rumah mengatakan bahwa ia sempat terpapar virus corona di tempat kerja, bukan dari pasien, namun dari sesama perawat. 

“Masa tersebut adalah masa yang mengerikan. Saya harus mengisolasi diri dari kedua anak saya yang masih kecil selama 22 hari. Setelah membaik, saya kerap duduk di luar rumah sambil melihat anak-anak bermain,” kata Lee Harper-Chen.

Sam, anak Lee Harper-Chen masih ingat ketika sang ibu tengah sakit parah dan hanya diam di kamarnya sepanjang waktu.

“Saya bahkan tidak pernah ketemu ibu saat sedang sakit,” kata Sam.

Keluarga Lee merasa khawatir saat ia kembali bekerja. Bahkan setelah hampir satu tahun sembuh dari COVID-19.

Seperti kebanyakan pahlawan lainnya yang berusaha melawan pandemi COVID-19, Lee memiliki stetoskop yang seakan-akan menjadi tongkat wasiat dan seragam perawat sebagai jubahnya.

Warga Arlington mengatakan, senjata utama Lee adalah rasa cinta dan dedikasinya kepada keluarganya, komunitasnya, dan untuk setiap pasiennya. (voa/tan)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.