Roy MS
Balikpapan, helloborneo.com – Tingginya jumlah kunjungan kenegaraan maupun masyarakat umum ke kawasan titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara tak luput menyisakan masalah. Satu di antara yang paling kasat mata adalah persoalan sampah.
Tak cukup sulit untuk menemukan tumpukan sampah berupa botol plastik bekas kemasan minuman ringan maupun bekas kemasan makanan ringan di area titik nol. Bahkan di antara tumpukan sampah juga terdapat sisa-sisa makanan.

Pemandangan ini pun tak ditampik oleh aparatur pemerintah setempat. Sekretaris Camat Sepaku Adi Kustaman mengaku pernah menemukan hal nyaris serupa di sekitar tugu geodesi titik nol.
“Sempat itu ada orang bawa telur yang dipecahkan di sana. Kami kurang tahu untuk apa, tapi itu jadi mengotori, jadi kami minta untuk dibersihkan,” katanya baru-baru ini.
Menyikapi persoalan tersebut, aparatur setempat bersama sembilan instansi lainnya, yakni BBPJN, Balai Prasarana Pemukiman wilayah Kaltim, Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan (P3EK), DLH Kabupaten PPU, PT IHM, Koramil, Polsek, Kepala Desa Bumi Harapan dan Lurah Pemaluan menggelar rapat yang beberapa keputusannya akan menerapkan pembatasan-pembatasan bagi pengunjung.
Meski masih diperbolehkan, masyarakat umum yang hendak memasuki kawasan titik nol IKN Nusantara harus menjalani skrining oleh aparat terkait saat memasuki portal. Pertama, kunjungan hanya diperuntukan bagi komunitas atau organisasi serta harus lebih dahulu bersurat ke Kecamatan. Termasuk juga kunjungan dengan maksud berkemah.
“Tentunya tetap bersurat secara resmi. Nanti kami telaah apa maksud dan tujuan dari kemahnya,” lanjutnya.
Kemudian, durasi kunjungan dibatasi hingga satu jam per kelompok pengunjung. Selain itu, petugas portal akan melakukan pemeriksaan barang bawaan, serta mengharuskan pengunjung agar meninggalkan kartu identitas di pos penjagaan.
“Pemeriksaan dimaksudkan untuk memastikan pengunjung tidak membawa barang yang tidak diinginkan. Karena kawasan ini juga masuk dalam hutan industri. Seperti itu yang kami hindari,” ungkapnya.
Selanjutnya, pemerintah setempat bersama instansi terkait lainnya akan menerapkan larangan bagi pengunjung untuk menduduki atau berdiri di atas tugu geodesi. Khusus ketentuan ini, Adi meminta pemahaman masyarakat.
“Seandainya kami di sana, pasti akan memberi tahu. Mohon maaf itu tak patut, saya selalu imbau itu,” lugasnya.
Menindaklanjuti persoalan-persoalan yang muncul dari membeludaknya kunjungan ke titik nol, pihaknya berencana memasang plang peringatan. Termasuk pagar kawat di area tugu geodesi titik nol. (yor)
Baca juga: