Diaspora Indonesia Bantu Korban Gempa Cianjur

Tim penyelamat mencari orang hilang di reruntuhan bangunan yang runtuh akibat gempa di Cianjur, Jawa Barat, 24 November 2022. (Foto: Antara/Raisan Al Farisi via REUTERS)
Tim penyelamat mencari orang hilang di reruntuhan bangunan yang runtuh akibat gempa di Cianjur, Jawa Barat, 24 November 2022. (Foto: Antara/Raisan Al Farisi via REUTERS)

Jakarta, helloborneo.com – Gempa berkekuatan 5,6 SR di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada 21 November lalu terjadi pada pukul 13.21 WIB, atau sekitar Senin dini di sebagian besar wilayah AS. Berita awal yang menyebutkan puluhan orang tewas dan kerusakan yang meluas sangat mengejutkan dan menimbulkan kesedihan di kalangan diaspora Indonesia di Amerika.

Kami dari jamaah IMAAM di Amerika di Washington DC area sangat merasakan duka yang sangat dalam dengan apa yang terjadi di Cianjur,” ujar Nani Afdal, Direktur Publikasi dan Dokumentasi IMAAM (Indonesian Muslim Association in America).

IMAAM adalah organisasi yang mengelola IMAAM Center, masjid di Silver Spring, Maryland, tidak jauh dari Ibu Kota, Washington DC.

Kesedihan karena bertambah banyaknya korban dan kerusakan akibat gempa itu segera menggerakkan banyak orang untuk menggalang bantuan.

Di antaranya, Satria Wicaksono, diaspora Indonesia di kawasan selatan California. Sehari setelah gempa, musisi yang tergabung dalam kelompok band Cak Wit and the Gang ini mengajak sesama musisi Indonesia di sana untuk berkontribusi.

“Kita bikin acara yuk, musisi saja. Kalau musisi itu benderanya, istilahnya, nggak ada inflik atau konflik ke masalah agama, masalah kesukuan, atau masalah lain. Jadi musisi, seni dan budaya itu lebih netral ke mana-mana,” katanya.

Gayung bersambut ketika ia mengajukan rencana para musisi itu kepada Konsul Jenderal RI di Los Angeles. Pada 4 Desember ini, komunitas Indonesia rencananya akan menggelar konser penggalangan dana untuk korban gempa di Cianjur di Gedung KJRI.

Gerak cepat juga diambil oleh organisasi seperti Indonesia Relief USA (IRUSA). Bambang Achirudin, Manajer Penggalangan Dana IRUSA mengatakan, begitu tersiar kabar gempa, organisasi yang berpusat di Washington DC ini segera menyiapkan flyer dan metode pembayaran dana.

“Hari berikutnya baru kita umumkan ke setiap grup Indonesia dan di website IRUSA,” ujarnya.

Diaspora lainnya, Siti Chafsah mendengar kabar mengenai gempa di Cianjur sewaktu sedang menjalankan ibadah umroh. Sekembalinya ke Washington DC beberapa hari kemudian, guru mengaji ini langsung mengajak murid-muridnya yang tergabung di Iqro Learning Center (ILC) pimpinannya untuk mengumpulkan dana.

Dalam tiga hari pertama setelahnya, sudah $1.200 lebih dikirim oleh murid-muridnya. Siti yang memiliki puluhan murid di berbagai kota di AS, berencana mengirimkan secepatnya dana yang terkumpul melalui orang-orang Cianjur yang ia kenal dekat, termasuk yang kos di rumahnya.

“Untuk targetnya, kalau bisa sebanyak-banyaknya. Saya punya murid anak-anak dan ibu-ibu. Ini yang saya ajak baru murid ibu-ibu,” ujar Siti.

Mengajak orang-orang dari lingkungan terdekat juga dilakukan oleh Nurfaonah, diaspora Indonesia yang tinggal di Gaithersburg, Maryland. Melihat foto dampak gempa yang dialami keluarga temannya di Cianjur, ia pun berinisiatif mengajak sesama anggota kelompok pengajiannya.

“Menyumbang sedikit, at least untuk membuat mereka tersenyum dengan sedikit rezeki,” kata Nur.

Sumbangan itu telah ia berikan kepada dua temannya untuk disampaikan kepada keluarga mereka yang terdampak gempa. Ia juga menyerahkan sebagian lainnya kepada kerabatnya sendiri di Cianjur untuk dibelikan makanan dan diserahkan kepada para korban di lapangan.

IMAAM dan IRUSA mengatakan bahwa bantuan yang mereka kumpulkan kali ini hanya berupa uang. Kedua organisasi ini juga saling bekerja sama dalam mengumpulkan dan nantinya dalam menyalurkan sebagian bantuan mereka.

Sebagai contoh, Bambang mengemukakan,“Kita minta IMAAM pada (salat) Jumat (minggu) ini, kotak (amal)-nya untuk IRUSA.”

Dalam seminggu setelah gempa, Bambang mengatakan organisasinya yang ia sebut sebagai kaki tangan diaspora Indonesia di Amerika telah menerima sekitar $4.000. IRUSA berencana menggalang sumbangan hingga minggu ini dan berencana menyalurkannya melalui dua organisasi mitra, di antaranya Yayasan Bina Swadaya. Mitra-mitra IRUSA, kata Bambang, kebetulan sudah berada di lokasi bencana di Cianjur.

Sementara itu Nani mengemukakan, IMAAM akan menyalurkan dana yang terkumpul antara lain melalui IRUSA selain organisasi mitra-mitra mereka seperti Dompet Dhuafa. Karena IMAAM ingin mengirimkan bantuan darurat, dana yang terkumpul akan dikirimkan dalam waktu dekat

“Kebutuhan yang paling pentingnya yang akan kita kirimkan. Jadi dalam dua minggu ke depan sudah harus kita kirimkan,” kata Nani.

Berbeda dengan IMAAM atau IRUSA yang tidak menetapkan target jumlah dana, Satria mengemukakan, acara di Konjen RI di Los Angeles yang akan menyuguhkan musik, seni dan makanan Indonesia ini menargetkan untuk mengumpulkan dana $30 ribu. Acara yang semula hanya ingin menampilkan musisi ini kemudian menjadi besar, karena Konsul Jenderal RI di LA menginginkan satu acara saja yang dapat mempertemukan semua pihak yang ingin berkontribusi.

Dalam acara yang diselenggarakan bersama oleh berbagai organisasi masyarakat di Southern California itu, Satria mengatakan sejumlah musisi, seperti Arie Ayunir, Tohpati, Reza Saleh sudah siap memberikan dukungan mereka. Begitu banyak yang berminat untuk berkontribusi, sehingga yang tampil nantinya adalah kelompok musik dari berbagai genre, mulai dari jazz, rock, heavy metal, kasidah, hingga pertunjukan angklung dan kulintang.

Meski acara belum terlaksana, Satria mengatakan sudah ada donasi sekitar $4.000. Selain akan menggalang dana dari lelang lagu, sejumlah vendor dalam kegiatan pekan depan telah berkomitmen untuk menyumbangkan 100 persen hasil penjualan mereka, kata Satria.

“Hasilnya nanti akan diserahkan melalui PMI (Palang Merah Indonesia), 100 persen melalui PMI,” katanya.

Mereka berharap para korban gempa di Cianjur dapat bersabar dalam menghadapi bencana itu, dan mengajak sesama diaspora untuk ikut andil dalam meringankan beban mereka.

Karena seperti kata Nani, “Walaupun jarak memisahkan kita, tapi insyaa Allah hati kita dekat dengan keluarga-keluarga yang terdampak.”. (voa/log)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.