BI Kaltim Sebut Terdapat Dua Tantangan Pemulihan Ekonomi 2022

Tun MZ

Tongkang batu bara terlihat mengantre untuk ditarik di sepanjang Sungai Mahakam di Samarinda, Kalimantan Timur, 31 Agustus 2019. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan)
Tongkang batu bara terlihat mengantre untuk ditarik di sepanjang Sungai Mahakam di Samarinda, Kalimantan Timur, 31 Agustus 2019. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan)

Samarinda, helloborneo.com – Kendati ekonomi Kaltim telah mampu pulih dan mengalami peningkatan pada tahun ini, namun masih terdapat berbagai tantangan yang tentunya perlu ditemukan jawabannya dan sinergikan bersama.

“Ada dua tantang perekonomian Kaltim di tahun 2022,” ucap Deputi Kepala BI Kaltim Hendik Sundaryanto.

Tantangan pertama menurut Hendik yaitu tingginya ketergantungan Kaltim terhadap sektor pertambangan. Hal ini mengarahkan perekonomian Kaltim menjadi sangat rentan terhadap dinamika global di tengah ketidakpastian.

Selain itu, permintaan batu bara ke depan akan semakin melandai seiring dengan adanya berbagai komitmen global dalam rangka shifting energy ke arah green economy.

Kemudian tantangan kedua, ketergantungan pemenuhan komoditas pangan dari daerah lain yang menyebabkan gejolak harga pangan. Lebih lanjut, dapat kita ketahui bersama bahwa proses pemindahan Ibu Kota Nusantara turut memberikan risiko peningkatan inflasi, mengingat adanya potensi penambahan jumlah penduduk yang akan berdampak pada ketercukupan pasokan pangan.

Menurutnya, untuk menjawab tantangan pertama, salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menjawab isu tingginya ketergantungan ekonomi Kaltim terhadap ekspor batu bara adalah percepatan dan perluasan hilirisasi komoditas SDA mentah untuk menjadi lebih bernilai tambah.

Sejalan dengan hal tersebut, BI Kaltim juga terus mendorong hilirisasi dan penciptaan proyek bernilai tambah tinggi melalui sinergi dengan Pemda serta pelaku usaha dalam wadah RIRU (Regional Investor Relation Unit).

Salah satu produk RIRU Kaltim adalah pembuatan Profiling Investasi Kalimantan Timur (PIKAT) yang bertujuan menjaring berbagai potensi ekonomi baru non-SDA mentah untuk selanjutnya dibawa ke ajang promosi skala Internasional.

Tidak hanya mendorong hilirisasi melalui advisory dan penguatan investasi, kami juga terus bersinergi mengembangkan potensi sektor pariwisata dan UMKM sebagai sumber perekonomian baru.

Terkait pengembangan pariwisata, BI Kaltim turut memberikan Bantuan Sosial Bank Indonesia dengan sinergi dan koordinasi bersama Dinas Pariwisata, menjalankan program multiyears penguatan SDM, kelembagaan dan UMKM Pariwisata di Kep. Derawan selama tiga tahun ini. (kmf/log)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.