Tekan Angka Stunting, Ada Pusat Informasi Stunting di Sekretariat PKK Kabupaten PPU

Tun MZ

Satriyani Sirajuddin Hamdam, Ketua TP PKK Kabupaten PPU. (Ist)
Satriyani Sirajuddin Hamdam, Ketua TP PKK Kabupaten PPU. (Ist)

Penajam, helloborneo.com – Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten PPU mendirikan pusat informasi penanganan dan pencegahan kekerdilan anak (stunting) akibat kurang asupan gizi di daerah itu.

“Pemerintah Kabupaten PPU terus mengidentifikasi penyebab utama anak stunting,” kata Satriyani Sirajuddin Hamdam, Ketua TP PKK Kabupaten PPU.

Penyebab kekerdilan anak tersebut tidak selalu identik dengan kekurangan gizi saja, pola asuh dan faktor lingkungan atau sanitasi bisa menjadi penyebab anak stunting.

Alat timbang dan pengukur tinggi badan yang ada di Posyandu (pos pelayanan terpadu) masih konvensional (tradisional/manual) kurang akurat, sehingga harus diganti dengan alat modern atau digital.

TP PKK Kabupaten PPU bakal melengkapi kader Posyandu dengan peralatan yang memadai untuk mengidentifikasi kekerdilan anak.

Kader Posyandu juga akan diberi pelatihan menyangkut stunting jelas dia, dan mendirikan pusat informasi penanganan dan pencegahan kekerdilan anak ditangani kader Posyandu.

Pusat informasi penanganan dan pencegahan stunting ditempatkan di Sekretariat PKK (pemberdayaan kesejahteraan keluarga) Kabupaten PPU di Jalan Provinsi Kilometer 9, Kelurahan Nipah-Nipah, Kecamatan Penajam.

Pendirian pusat informasi penanganan dan pencegahan kekerdilan anak tersebut sebagai salah satu upaya untuk mempercepat penanggulangan kasus stunting di daerah berjuluk Benuo Taka ini

Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara mendirikan pusat informasi (command center) penanganan dan pencegahan kekerdilan anak bekerja sama dengan Universitas Gunadarma.

Command Center menjadi pusat informasi penanganan dan pencegahan stunting di Kabupaten PPU.

“TP PKK bersama Pemerintah Kabupaten PPU terus berupaya tekan kasus kekerdilan anak, tahun ini (2022) stunting tercatat 897 kasus tersebar di empat kecamatan,” kata Satriyani Sirajuddin Hamdam. (adv/log)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses