Nyaman Bagus Purwaniawan
Penajam, helloborneo.com – Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Penajam Paser Utara, berupaya turunkan angka stunting (kekerdilan anak) akibat kurang asupan gizi di daerah itu bersama Universitas Gunadarma.
Program penurunan angka stunting pada 2023, menurut Ketua PKK Kabupaten Penajam Paser Utara, Satriani Sirajuddin Hamdam di Penajam, bekerja sama dengan Universitas Gunadarma.
Kerja sama dengan Universitas Gunadarma tersebut dalam bentuk aplikasi digital yang digunakan untuk mendata kekerdilan anak akibat kurang asupan gizi di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Hasil pendataan melalui aplikasi digital bakal dijadikan acuan PKK Kabupaten Penajam Paser Utara untuk menyusun program kegiatan turunkan kasus stunting.
“Kami harapkan aplikasi dapat segera diselesaikan, jadi bisa segara dilakukan pendataan untuk acuan menyusun program,” ujar dia.
Kekerdilan anak di daerah berjuluk Benuo Taka itu pada 2022, tercatat 897 kasus tersebar di empat kecamatan, dan anak stunting paling tinggi di Kecamatan Sepaku 378 orang.
Kecamatan Sepaku menjadi perhatian khusus untuk penanganan kekerdilan anak, apalagi wilayah tersebut ditetapkan menjadi kawasan inti Ibu Kota Nusantara atau IKN, sehingga harus menghadirkan generasi yang kuat.
Kekerdilan anak disebabkan pola asuh saat anak masih dalam kandungan, sehingga orang tua harus diberikan pemahaman pola hidup sehat dan memenuhi nutrisi empat sehat, lima sempurna agar anak dalam kandungan mendapatkan nutrisi yang memadai.
Untuk itu, kata dia, akan lebih digencarkan sosialisasi menyangkut pemahaman pola hidup sehat dan memenuhi nutrisi empat sehat, lima sempurna agar anak dalam kandungan mendapatkan nutrisi yang memadai.
Penurunan kasus kekerdilan anak penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak jangka panjang yang merugikan, dan masyarakat diimbau agar kebutuhan gizi dan kualitas makanan bagi anggota keluarga dapat terpenuhi dengan baik.
Percepatan penurunan kasus stunting di Indonesia, termasuk di Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan tugas lintas sektor, jelas Satriani Sirajuddin Hamdam, sehingga kampanye percepatan penurunan kasus kekerdilan anak sangat perlu lebih digencarkan. (log)