Palangka Raya, helloborneo.com – Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Otto Fitriandy mengatakan, berdasarkan hasil survei indeks literasi dan inklusi keuangan tahun 2022 bahwa Indeks Inklusi Keuangan Kalteng berada di angka 81,30 persen dan Indeks Literasi Keuangan sebesar 32,73 persen.
“Kedua indeks dimaksud tersebut berada dibawah indeks nasional yang tercatat masing-masing sebesar 85,10 persen dan 47,44 persen,” ujar Otto.
Selain indeks inklusi dan literasi keuangan yang dibawah indeks nasional sambung Otto, terdapat Gap yang terlampau tinggi pula antara indeks inklusi dan literasi keuangan sebesar 48,57 persen.
“Hal ini menandakan inklusivitas produk dan layanan keuangan masyarakat di Kalteng belum diiringi dengan pemahaman dan keyakinan masyarakat terhadap produk layanan jasa keuangan yang digunakannya,” lanjutnya.
Oleh karena itu, sambung Otto, pihaknya mengharapkan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) agar dapat mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Kalteng.
“Diharapkan, program TPAKD yang diimplementasikan di daerah seyogyanya dapat mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan sehingga mampu memperkecil gap antara indeks literasi dan inklusi keuangan,” tambahnya. (ip/log)