DLH PPU Terus Berbenah Untuk Mempertahankan Piala Adipura

Edy Suratman Yulianto

Kepala DLH Kabupaten PPU, Tita Deritayati. (ESY)
Kepala DLH Kabupaten PPU, Tita Deritayati. (ESY)

Penajam, helloborneo.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) akan terus berbenah untuk mempertahankan Piala Adipura. Meski Kabupaten berusia 22 tahun itu sudah mendapatkan penghargaan Piala Adipura sebanyak 7 kali.

Kepala DLH Kabupaten PPU, Tita Deritayati mengaku Kabupaten PPU telah mengumpulkan 7 Piala Adipura sejak 2013 lalu. Sedangkan untuk Piala Adipura tahun 2023 ini sudah dilakukan beberapa kali penilaian hingga 2024 ini. Ia optimis Kabupaten PPU mampu kembali meraih Piala Adipura.

Menurutnya, upaya untuk melakukan evaluasi mengenai pengelolaan sampah dan lingkungan tetap harus diperbaiki. Hal itu harus dilakukan lantaran di setiap tahun daerah lainnya juga terus berakselerasi dalam pengelolaan tersebut.

“Alhamdulillah sih, kita ppu sejak 2013 kita sudah 7 kali dapat adipura terakhir tahun 2022. Ya kita selalu optimis, mudah-mudahan bisa dapat lagi. Kita sudah melakukan yang terbaik karena semakin tahun, persaingan semakin berat karena daerah lain juga berbenah ya,” terangnya Tita Deritayati.

Tita Deritayati menyampaikan, bahwa pihaknya akan terus berupaya berinovasi dalam pengelolaan sampah dan lingkungan sesuai aturan. Dan sejauh ini selalu berinovasi berdasarkan ketentuan dan aturan yang berlaku.

“Kita selama ini melaksanakan aturan, ketentuan terkait pengelolaan sampah, terkait pengelolaan lingkungannya,” ungkapnya.

Meski Piala Adipura dianggap dirinya sebagai bonus, namu dapat menjadi motivasi tambahan bagi masyarakat dan pemerintah setempat untuk terus berbenah dan meningkatkan upaya dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Pihaknya pun akan berupaya untuk memberikan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat, tentang pengelolaan sampah dan mempertahankan lingkungan yang bersih sebagai upaya yang harus terus dilakukan secara berkelanjutan.

“Kebersihan lingkungan, mau tidak mau kita memberikan kesadaran terhadap masyarakat, masih tetap kita lakukan. Yang namanya sampah tidak ada berhenti dan tidak pernah bisa selesai,” pungkasnya. (adv/kmf/log)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.