Penajam, helloborneo.com – Pertarungan interaksi antar pelaku ekonomi dunia kerja pasca keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN) semakin memiliki peluang dan tantangan yang lebih besar. Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menjadi tujuan pasar terbesar sebagai pusat perputaran ekonomi nantinya.
“Menghadapi hal tersebut, memiliki pengetahuan dan keahlian saja tidaklah cukup, apabila tanpa diimbangi dengan kemampuan-kemampuan tertentu,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten PPU, Tohar.
Selain kemampuan teknis dan keahlian, kemampuan mendasar yang harus dimiliki oleh tenaga kerja adalah memiliki kompetensi lebih, karena yang memiliki kompetensi lebihlah yang digunakan dalam dunia transaksional antar perdagangan global.
Disampaikan Tohar bahwa jangan menjadi penonton dalam kancah tersebut. Jika sudah memiliki kompetensi dalam menghadapi perpindahan tersebut, maka akan mampu, tak hanya sebagai tenaga kerja yang berdaya saing.
“Tapi juga menjual produk lokal, mengingat produk UMKM di Kabupaten PPU juga sangat bagus dan beragam,” katanya.
Terkait dengan itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab)PPU memiliki visi menjadikan Maju, Moder, Relijius yang perintisannya dimulai sejak lama yang beririsan dengan smart city.
Penerapan konsep smart regency harus dimulai dengan membangun kualitas manusia, terutama melalui aspek pendidikan. Jika masyarakat sudah melek teknologi, yang didukung kemampuan contohnya berbahasa Inggris, lalu didukung dengan pengembangan program yang lebih komprehensif mulai dari bidang infrastruktur, pelayanan, hingga lingkungan, maka hal tersebut akan membawa Benuo Taka menjadi sebuah “kabupaten cerdas” atau smart regency. (adv/kmf/log)