Bagus Purwa
Penajam, helloborneo.com – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkap pembanguan Bandar Udara (Bandara) Naratama (very very important person) yang diberi nama Nusantara Airport di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara, terkendala cuaca.
Pembangunan bandara sarana penunjang transportasi Kota Nusantara, ibu kota baru Indonesia, jelas Menhub Budi Karya Sumadi di Penajam, belum bisa dilakukan secara masif karena terkendala cuaca.
“Pembangunan bandara terkendala cuaca dalam dua bulan terakhir, jadi tidak bisa dilakukan secara masif,” ujarnya lagi.
Sejumlah kendala tersebut di antaranya anomali cuaca di Kalimantan Timur, yang beberapa bulan terakhir wilayah itu kerap diguyur hujan dengan intensitas tinggi.
Sepanjang Juli 2024 hanya delapan hari pembanguan bandara bisa dilakukan secara masif karena cuaca cerah, kata dia, untuk itu dilakukan kerja sama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan modifikasi cuaca untuk mendukung pembangunan bandara tersebut.
Sehingga diperkirakan Nusantara Airport dapat dioperasikan tahap awal pada akhir Agustus 2024, menurut Budi Karya Sumadi, pembangunan bandara dilakukan secara masif mulai dilakukan Agustus 2024.
“Modifikasi cuaca untuk turunkan curah hujan di Kota Nusantara, angin tenggara menuju daratan berpotensi bawa awan hujan dan modifikasinya menghujankan awan itu sebelum sampai ke daratan,” tambah Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Kota Balikpapan Kukuh Ribudiyanto.
BMKG dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), lanjut dia, mengerahkan empat unit pesawat Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) menyemai garam atau NaCi melalui udara sesuai koordinat yang ditentukan guna meningkatkan atau mengurangi intensitas hujan.
Tiga titik fasiltas pelataran atau tempat parkir pesawat (apron) Nusantara Airport, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Rachman Arief menimpali, yang berfungsi sebagai pendaratan helikopter (helipad) bagi keperluan tamu penting dalam proses perencanaan.
Kemudian untuk landasan pacu (runway) bandara sepanjang 3.500 meter dengan luas 3.000 meter persegi, jelas dia, ditargetkan pengerjaan landasan pacu itu mencapai 2.200 meter sampai akhir Agustus 2024 dan Desember 2024 pengerjaan selesai 100 persen.
Kemajuan pembangunan gedung terminal masuk tahap pekerjaan atap, elektrikal, dan pipa plumbing, serta pekerjaan kolom, instalasi pipa plumbing, rangka baja, dan dinding termasuk sarana pendukung lainnya. (log)