Jakarta, helloborneo.com – Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Syekh-Yusuf Tangerang, Banten, Asep Ferry Bastian, mengatakan penurunan tingkat pengangguran menjadi 4,76 persen berdasarkan data Badan Pusta Statistik (BPS) 2025 merupakan kabar positif.
Menurut Asep, kondisi tersebut menunjukkan bahwa pasar kerja kita mulai pulih dan menunjukkan resiliensi, terutama pascapandemi dan dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Menurut Asep, secara umum ada perbaikan kondisi ketenakerjaan terutama dari sisi kuantitas serapan tenaga kerja..
“Tapi secara kualitas, kita masih punya pekerjaan rumah. Tingkat pekerja informal masih tinggi, dan sebagian besar tenaga kerja kita masih berada di sektor-sektor dengan produktivitas rendah, jadi perbaikannya belum merata,” kata Asep.
Asep menegaskan, pemerintah perlu memperkuat pelatihan vokasi, reformasi ketenagakerjaan, dan kebijakan industri yang pro-lapangan kerja berkualitas.
Sedangkan untuk pertumbuhan ekonomi, Indonesia masih berpeluang untuk meningkatkan pertumbuhan, asalkan kita mampu menjaga stabilitas makro dan memperkuat permintaan domestik.
“Sektor konsumsi rumah tangga dan investasi swasta perlu terus didorong. Selain itu, pemerintah juga harus responsif terhadap dinamika global seperti gejolak harga komoditas dan suku bunga internasional, sembari mempercepat hilirisasi industri dan transisi energi,” katanya.
Asep menambahkan, dibanding negara tetangga, pertumbuhan ekonomi Indonesia tergolong solid dan stabil.
“Misalnya, pertumbuhan Indonesia masih berada di atas Singapura yang lebih terdampak kondisi global karena struktur ekonominya yang terbuka,” katanya. Sedangkan dibandingkan Vietnam dan Malaysia, Indonesia unggul dalam hal pasar domestik yang besar dan daya tahan konsumsi masyarakat.
“Namun , dari sisi investasi dan produktivitas, kita masih perlu mengejar ketertinggalan. Reformasi struktural harus terus dilanjutkan agar daya saing kita meningkat,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menilai bahwa kondisi lapangan kerja di Indonesia hingga Februari 2025 yang menunjukkan kinerja solid sejak Februari 2024 mencerminkan kekuatan kolektif dari berbagai kebijakan ketenagakerjaan lintas kementerian dan lembaga.
Pada periode yang sama, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 4,76 persen, menjadi yang terendah sejak krisis 1998, dengan penambahan lapangan kerja signifikan yakni bagi 3,59 juta orang. (ip/log)