Bagus Purwa
Penajam helloborneo.com – Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mengambil langkah siaga bencana kebakaran sebagai upaya mempercepat proses penanganan bencana kebakaran hutan dan lahan, termasuk kawasan permukiman di daerah itu.
Pelaksana tugas BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, Yahya, saat dihubungi di Penajam, Sabtu, mengatakan, langkah siaga bencana kebakaran itu dilakukan berdasarkan kondisi di lapangan yang membutuhkan penanganan lebih cepat dan menyeluruh.
“Data dari masing-masing kecamatan yang terkena dampak musim kemarau, mengeluhkan terkait ISPA (infeksi saluran pernapasan atas/akut), kebakaran lahan dan hutan serta jarak pandang yang semakin pendek. Dari kondisi itulah sehingga kami mengambil langkah siaga kebakaran agar penanggulangannya dapat dilakukan secara kontinu dan menyeluruh,” ungkap Yahya.
Meskipun jumlah “hotspot” atau titik panas di Kabupaten Penajam Paser Utara menurun menjadi dua, yang sebelumnya terpantau lima pada awal Agustus 2015, namun menurut Yahya, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti sejumlah kawasan di daerah itu.
“Penurunan jumlah titik panas itu kemungkinan karena banyak `hotspot` yang berskala kecil tidak terpantau citra Satelit Aqua sehingga kabut asap masih menyelimuti beberapa wilayah di daerah ini,” katanya.
“Banyaknya lahan gambut, cukup menyulitkan petugas di lapangan dalam melakukan pemadaman dan hingga akhir September 2015, tercatat telah 40 kasus kebakaran yang terjadi di wilayah Penajam Paser Utara. Pekatnya kabut asap di wilayah ini juga akibat kiriman dari wilayah Selatan, termasuk dari Kabupaten Paser,” ungkap Yahya.
Pada langkah siaga bencana kebakaran tersebut, BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, tambahnya, telah menyiagakan 84 personel pemadam kebakaran dan 21 personel Satgas (satuan tugas) untuk mengantisipasi dan menangani kebakaran lahan dan hutan di wilayah Penajam Paser Utara. (bp/*log)