AH Ari B

Kepala Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Penajam Paser Utara, Surito Widarie (Dika – Hello Borneo)
Penajam, helloborneo.com – Lahan Persawahan di Kecamatan Babulu, rawan terancam gagal panen karena sering kekeringan akibat kekurangan air, kata Kepala Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Surito Widarie.
“Beberapa pekan terakhir jarang turun hujan, sehingga kondisi ini rawan membuat lahan persawahan di Babulu gagal panen karena sawah mulai kering,” kata Surito Widarie saat dihubungi di Penajam, Sabtu.
Dengan keringnya sejumlah lahan persawahan, lanjutnya, sangat berisiko mengurangi produksi padi di seluruh wilayah Kecamatan Babulu.
Selain itu lahan persawahan pasca kemarau menurut Surito Widarie, juga cukup rawan terserang “phirid” atau partikel kimia dari dalam tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman sehingga dapat terjadi gagal panen.
“Partikel kimia dalam tanah itu membuat pertumbuhan padi terhambat, bahkan membuat tanaman padi mati jika tidak segera tercuci dengan air,” jelasnya.
Surito Widarie menegaskan perlu ada pengairan buatan untuk membantu pengairan dan mencuci tanaman padi dari partikel kimia atau bakteri yang kerap muncul setelah musim kemarau, selain menunggu datangnya musim hujan.
Sebelumnya Kepala Desa Sebakung Jaya, Kecamatan Babulu, Muhari mengatakan, akibat kekurangan air menyebabkan banyak tanaman padi tumbuh kerdil, bahkan mati sehingga produksi padi di Desa Sebakung Jaya turun hingga 50 persen.
“Petani hanya dapat memanen padi sekitar 2,5 ton per hektare atau turun 50 persen, padahal biasanya dalam satu hektare petani mampu panen hingga lima ton,” ujarnya. (bp/*esa)