Lima Kapal TNI-AL “Openship” di Pelabuhan Semayang

Bagus Purwa

 

Balikpapan, helloborneo.com – Sebanyak lima kapal perang TNI Angkatan Laut yang sedang sandar di Pelabuhan Semayang, Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu, menggelar “openship” bagi masyarakat Kota Minyak dan daerah sekitarnya.

TNI AL memarkir kapal perang korvet kelas sigma KRI Frans Kaisiepo-368, dua kapal korvet kelas parchim yaitu KRI Hasan Basri-382 dan KRI Lambung Mangkurat-374, kapal patroli cepat KRI Pandrong-801, dan kapal pendarat tank (LST) KRI Teluk Banten-516.

Kehadiran kapal-kapal perang tersebut dalam rangka Latihan Kesiapsiagaan Operasi Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) tahun 2017.

Datang bersama KRI Teluk Banten ada 30 prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska) yang merupakan bagian dari latihan operasi menghadapi teroris di laut.

“Sebelum latihan dimulai, kami persilakan warga berkunjung untuk melihat-lihat alat utama sistem persenjataan kita,” kata Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Balikpapan Kolonel Laut (P) Irwan Siagian, ketika dihubungi helloborneo.com.

Sebagai kapal perang korvet, KRI Frans Kaisiepo-368 mengangkut rudal Exocet MM40 untuk menghancurkan sasaran di permukaan, juga rudal SAM untuk melawan dan melindungi diri dari serangan pesawat musuh, termasuk dua senapan mesin Denel Vektor dan satu meriam 76 mm serta peluncur roket untuk pertempuran laut jarak dekat.

Kapal perang ini buatan Belanda dan masuk armada jajaran TNI AL antara tahun 2007-2009.

“Kalau kapal patroli cepat KRI Pandrong itu buatan kita sendiri, oleh galangan PT PAL di Surabaya dengan lisensi Jerman,” jelas Danlanal.

KRI Pandrong dilengkapi senjata rudal C802, rudal yang melesat rendah di permukaan dan efektif sampai jarak 120 km dari tempat peluncurannya.

Sementara itu, dua KRI korvet kelas parchim menyandang nama dua tokoh utama Kalimantan di zamannya, masing-masing Brigjen TNI Hasan Basri adalah komandan dari kesatuan ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan yang memimpin perang gerilya di Kalimantan Selatan hingga pengakuan kedaulatan oleh Belanda tahun 1949.

ALRI adalah singkatan Angkatan Laut Republik Indonesia, cara penyebutan lama tentara laut, yang kemudian menjadi TNI AL.

Adapun Lambung Mangkurat adalah tokoh legenda kerajaan Negara Dipa, kerajaan pertama di Kalimantan Selatan di masa yang diperkirakan sejajar dengan Singasari dan Majapahit di Pulau Jawa.

“Latihan melibatkan juga matra udara, yaitu TNI AU,” tambah Danlanal Balikpapan Kolonel Laut (P) Irwan Siagian. (bp/*ra)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.