Ari. B

Sekretaris PMI PPU, Mappanyompa.
Penajam, helloborneo.com – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, hingga kini belum memiliki peralatan medis yang memadai sehingga tidak dapat melayani masyarakat secara optimal.
“Pengadaan peralatan medis pada 2018 dilakukan secara berkala atau dicicil,” ujar Sekretaris PMI Kabupaten Penajam Paser Utara Mappanyompa, ketika ditemui helloborneo.com di Penajam, Jumat.
Ia mengatakan, fasilitas peralatan medis yang ada saat ini masih sangat minim dan belum memadai, juga hanya ada meja dan kursi.
Kantor PMI Kabupaten Penajam Paser Utara yang dibangun dengan dana APBD 2016 sekitar Rp1,4 miliar dan diresmikan penggunaannya pada awal 2017, hingga kini hanya difungsikan untuk sekretariat dan kegiatan donor darah.
“Jadi, untuk sementara pelayanan donor darah atau penyimpanan darah masih bergantung pada petugas PMI Kota Balikpapan,” kata Mappanyompa.
Ia berharap peralatan medis di Kantor PMI Kabupaten Penajam Paser Utara bisa segera dilengkapi, sehingga Unit Transfusi Darah (UTD) dapat beroperasi 24 jam melayani masyarakat.
Hingga kini masyarakat atau pasien di Kabupaten Penajam Paser Utara yang membutuhkan darah harus ke kantor PMI Kota Balikpapan.
Sementara kebutuhan darah di Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Aji Putri Botung Kabupaten Penajam Paser Utara terus meningkat dan saat ini sudah mencapai 150 hingga 200 kantong per bulan.
Selain peralatan medis belum memadai, tambah Mappanyompa, anggaran hibah PMI Kabupaten Penajam Paser Utara pada 2018 dicoret sehingga harus menggunakan dana hibah tahun sebelumnya sekitar Rp2 miliar.
“Anggaran hibah untuk PMI 2018 tidak diakomodasi pemerintah kabupaten, jadi kami gunakan dana hibah 2017 untuk operasional kantor dan kegiatan donor darah, termasuk pengadaan alat kesehatan (alkes),” ucapnya. (bp/hb)