Arsyad Mustar
Kutai Timur, helloborneo.com – Ratusan massa yang tergabung dalam Gerakan Desa Teluk Pandan Bersatu menggeruduk kantor cabang PT Indominco Mandiri, di Kilometer 10, Poros Bontang – Samarinda, Senin (3/9).
Aksi ini dilakukan lantaran PT Indominco Mandiri dianggap menganaktirikan tenaga lokal dalam perekrutan tenaga kerja. Untuk itu, massa meminta kepada perusahaan hak atas tenaga kerja.
“Selama ini kami cuma bisa selalu bersabar dan dianaktirikan,” tegas Koordinator Aksi, Andi Herman Fadli saat berorasi di depan kantor perusahaan.
Andi menyebut, hampir seluruh konsesi lahan tambang perusahaan berbatasan langsung dengan Desa Teluk Pandan. Atas dasar tersebut, pihaknya mendesak perusahaan memprioritaskan tenaga kerja lokal serta mengevaluasi program Corporate Social Responsibility (CSR).
Massa yang berkumpul di pintu gerbang kantor PT Indominco sekitar pukul 14.00 Wita, dengan kawalan ketat oleh keamanan perusahan, Polisi, dan TNI dari Kodim 0909/Kutai Timur. Selang 10 menit berorasi, 11 perwakilan massa dari perangkat desa bertemu dengan manajemen perusahaan.
Massa pun diterima Head External Relation, Hasto Pranowo, dan jajaran manajemen perusahaan lainya. Musyawarah berlangsung alot, kesepakatan kedua belah pihak diambil setelah bernegosiasi selama 3 jam.
Dalam musyawarah tersebut, massa menuntut 7 permintaan kepada perusahaan, mulai dari rekrutmen tenaga kerja hingga penyaluran dana CSR. Salah satu poin tuntutan massa, yakni agar rekrutmen tenaga kerja skill dan non-skill benar-benar memprioritaskan tenaga kerja lokal.
“Selama ini rekrutmen banyak didominasi dari desa dan kota lainnya,” cetus salah satu pendemo dalam musyawarah.
Selain itu, massa meminta rekrutmen perusahaan melibatkan perangkat desa, seperti Forum Tenaga Kerja Teluk Pandan dan Kepala Desa. Sebab, tak sedikit calon pelamar mengatasnamakan warga Teluk Pandan.
Harusnya, yang diprioritaskan yakni warga lokal, dan berdasarkan rekomendasi perangkat desa. Poin selanjutnya, perwakilan massa meminta agar sebagian karyawan asal Teluk Pandan diberi fasilitas antar jemput.
“Layaknya karyawan di lokasi lainya. Karena karyawan banyak yang alami kecelakaan seusai pulang kerja,” lanjut Andi Herman Fadli selaku Koordinator Aksi.
Tiga poin selanjutnya, yakni terkait penyaluran dana CSR. Massa meminta agar program CSR perusahaan diperuntukkan kepada pemuda melalui kegiatan peningkatan kapasitas pemuda yang berbasi ekonomi mandiri. Tuntutan ini merupakan alternatif bagi perusahaan untuk mengurangi jumlah pengangguran di Teluk Pandan.
Di samping itu, pelaksanaan program CSR untuk bidang infrastruktur melibatkan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), sedangkan pelaksanaanya memberdayakan tenaga kerja setempat.
Sementara itu, Head External Relation, Hasto Pranowo menanggapi tuntutan massa. Dia mengatakan bakal memperbaiki pola rekrutmen tenaga kerja asal Teluk Pandan. Kedepan, pihaknya bakal melibatkan perangkat desa dalam proses perekrutan berbasis transparan dan berkeadilan.
Terkait penyaluran CSR, pihaknya mengapresiasi usulan dari Desa Teluk Pandan. Dirinya berkomitmen bakal mengedepankan peningkatan kapasitas SDM warga setempat, melalui kegiatan pro kesejahteraan secara mandiri.
Selama ini, dirinya mengaku sudah memenuhi tuntutan warga “Ini menjadi tujuan kami. Tapi kalau memang belum terealisasi di lapangan kami bakal mengavaluasi seluruhnya,” kata Hasto. (am/tan)