Ari B
Penajam, helloborneo.com – Debit air Sungai Lawe-Lawe sebagai sumber air baku Perusahaan Daerah Air Minum Danum Taka Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mengalami penurunan seiring jarangnya hujan mengguyur wilayah setempat.
Berdasarkan pantuan helloborneo.com di lokasi, Sabtu, ketinggian air Sungai Lawe-Lawe sebagai sumber air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Danum Taka, menurun 10 hingga 20 persen.
“Ketersediaan sumber air baku saat ini masih aman dan cukup, kendati terjadi penurunan debit air Sungai Lawe-Lawe sebagi sumber air baku,” tegas Direktur PDAM Danum Taka, M Taufik ketika dikonfirmasi.
Ia menjelaskan, ketinggian air Sungai Lawe-Lawe masih di atas 1 meter dari permukaan tanah, sehingga masih aman dan tidak mengganggu pelayanan air bersih kepada pelanggan.
Musim kemarau yang terjadi sejak Agustus 2018 hingga saat ini berdampak pada penurunan ketinggian air Sungai Lawe-Lawe sebagai sumber air baku, air baku PDAM Danum Taka bergantung pada hujan.
Taufik menyatakan, instansinya mewaspadai penurunan ketinggian air Sungai Lawe-Lawe sebagai sumber air baku jika hujan tidak sering turun.
“Kami waspadai kondisi kering atau kemarau, karena air baku PDAM masinh sangat bergantung pada hujan, penurunan debit air baku saat ini 10 hingga 20 persen,” ujarnya.
Namun lanjut Taufik, jika tidak turun hujan sampai Oktober 2018, PDAM Danum Taka akan menerapkan sistem distribusi air bersih bergilir kepada pelanggan.
“Gangguan distribusi air bersih ke rumah-rumah pelanggan, dipengaruhi penurunan ketinggian air Sungai Lawe-Lawe sebagai sumber air baku karena dipengaruhi hujan tidak sering turun atau kemarau,” tambahnya.
Sungai Lawe-Lawe di Kecamatan Penajam masih menjadi satu-satunya sumber air baku PDAM Danum Taka, karena proyek pembangunan Bendungan Lawe-Lawe sampai saat ini masih tersendat akibat anggaran daerah tidak mencukupi.
Taufik mengimbau, masyarakat pelanggan air bersih mulai berhemat menggunakan air, sebab musim kemarau tahun ini (2018) diprediksi berlangsung sampai November 2018. (bp/hb)