Ketersediaan Beras Penajam Tidak Terganggu Musim Kemarau

Ari B
Penajam, helloborneo.com – Ketersediaan beras di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, tidak terganggu oleh musim kemarau saat ini, kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan setempat Surito Widarie.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan PPU, Surito Widarie.

“Produksi padi di Kabupaten Penajam Paser Utara pada 2018 mengalami penurunan sekitar 5 persen dari tahun sebelumnya,” ujar Surito Widarie ketika dihubungi helloborneo.com di Penajam, Sabtu.

Tahun sebelumnya panen mencapai 5,1 ton per hektare. Pada 2018 produksi padi petani Kabupaten Penajam Paser Utara menurun menjadi 4 hingga 4,5 ton per hektare.

Penurunan produksi padi di Kabupaten Penajam Paser Utara tersebut menurut Surito Widarie, dipengaruhi faktor alam yakni banjir dan musim kemarau, sehingga petani mengalami gagal tanam dan gagal panen.

“Belum lama ini banyak petani yang terpaksa melakukan penanaman kembali karena faktor alam yang tidak mendukung,” ujarnya.

Selain itu, saat ini juga sekitar 200 hektare lahan pertanian produktif di wilayah Penajam Paser Utara mengalami gagal tanam karena kekeringan akibat masih jarangnya turun hujan di daerah itu.

Hasil panen petani yang hanya mencapai antara 4 sampai 4,5 ton per hektare tersebut jelas Surito Widarie, diakibatkan musim tanam periode April-September 2018 berada pada musim kemarau.

Kondisi kemarau pada musim tanam April-September 2018 membuat para petani di Kabupaten Penajam Paser Utara belum atau berhenti mengolah lahan karena kekeringan.

Namun penurunan produksi padi tersebut lanjut Surito Widarie, Kabupaten Penajam Paser Utara tidak mengalami kekurangan pangan karena masih memiliki cadangan beras yang mencukupi kebutuhan masyarakat.

“Masih ada persediaan beras hasil panen Oktober 2017 hingga Maret 2018 mencapai 36.000 ton dan jumlah itu sudah mencukupi kebutuhan masyarakat yang hanya 1.500 ton per bulan, sehingga masih ada persediaan beras sekitar 25.000 ton pada awal 2019,” tambahnya.

Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, menjamin tidak akan terjadi kerawanan pangan di daerah itu, karena terjadi penurunan produksi padi akibat musim kemarau pada tahun ini (2018). (bp/hb)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.