Ari B
Penajam, helloborneo.com – Dinas Ksehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, hingga kini masih menangani 48 orang anak yang terkena penyakit “stunting” atau gangguan pertumbuhan yang ditandai kondisi tubuh pendek atau cebol.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara Arnold Wayong saat ditemui helloborneo.com di Penajam, Rabu, mengatakan, berdasarkan data tercatat 48 orang anak yang terkena penyakit “stunting” masih ditangani petugas.
“Data itu menggambarkan kasus ‘stunting’ di Kabupaten Penajam Paser Utara masih cukup tinggi, sehingga perlu menggiatkan program untuk menekan panyakit yang diakibatkan dari kekurangan gizi itu,” ujarnya.
Namun menurut Arnold Wayong, jumlah anak yang terkena penyakit “stunting” di Kabupaten Penajam Paser Utara tersebut mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.
Pada 2018, Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara menemukan sedikitnya 58 orang anak terkena penyakit “stunting” di 10 desa/kelurahan.
Gangguan pertumbuhan pada anak yang ditandai kondisi pendek atau cebol di Kabupaten Penajam Paser Utara tersebut lanjut Arnold Wayong, mulai berhasil ditekan.
“Pada 2018 tercatat 58 anak tekena penyakit ‘stunting’ dan saat ini tersisa 48 anak yang masih mengalami gangguan pertumbuhan,” jelasnya.
Untuk menekan “stunting” Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara menggiatkan program pemberian makanan tambahan kapada balita.
Salah satu penyebab kasus “stunting” di Kabupaten Penajam Paser Utara cukup tingi tegas Arnold Wayong, karena masih banyak orang tua yang belum mengerti pentingnya pemberian makanan tambahan bagi janin dan balita.
Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara akan kembali menggencarkan program PMT (pemberian makanan tambah) untuk balita sebagai upaya pencegahan “stunting”.
“Program PMT itu akan dilakukan melalui Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu di setiap wilayah Penajam Paser Utara untuk memudahkan masyarakat,” ucap Arnold Wayong. (bp/hb)