
Bontang, helloborneo.com – Diusia yang relatif muda, sosok Zulkifli Yusuf patut dijadikan tokoh inspiratif bagi generasi muda Kota Bontang. Tanpa mengenal kata lelah ia menjalani ragam profesi yaitu sebagai seorang motivator, mubalig, praktisi pendidikan, dan penulis.
Pria kelahiran tahun 1984 ini mengaku pencapaian yang diraih saat ini bukan tanpa perjuangan. Bagaimana ia harus berjuang keras meraih gelar sarjana dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), atau sekarang IAIN Samarinda menjadi kisah yang tak terlupakan bagi dirinya.
“Untuk menghemat biaya, saya memilih tinggal di mushalla kampus. Jika harus pulang ke kos saya memilih jalan kaki saat kuliah,” ungkap Zulkifli saat ditemui helloborneo.com.
Ia membeberkan karir menulisnya berawal dari kegemarannya membaca buku. Untuk membeli buku tak jarang Zulkifli harus menabung dan merelakan uang jajannya demi memiliki buku yang diinginkannya.
“Awal mula sering menabung untuk membeli buku lalu muncul ide untuk menjadi penulis. Dengan menjadi penulis akan mendapat tambahan penghasilan,” tandasnya bersemangat.
Semenjak 2018, tak kurang 11 judul buku sudah diterbitkan penerbit nasional maupun Kaltim. Seperti “Menggugah Semangat Generasi Milenial” terbitan Pustaka Horizon, yang ditulis berdasar kisah inspirasi Bunda Neni Moerniaeni (kini Wali Kota Bontang). Zulkifli juga merupakan tokoh sentral dibalik terbitnya buku “Meneguhkan Mentalitas Generasi Muda” yang mengisahkan perjalanan hidup Basri Rase. Selain kisah inspiratif, Zulkifli juga menulis buku pendidikan yakni Pendidikan Agama Islam “Memadukan Intelektuliatas dan Moralitas,” serta banyak lagi.
Walau sudah menulis belasan buku, Zulkifli mengaku tidak pernah menjalani pendidikan khusus untuk menjadi seorang penulis. Ide dan kreativitasnya bisa tertuang dalam bentuk tulisan, berkat kesabaran, kesungguhan dan keyakinan bahwa dia mampu menulis.
Tidak hanya karir menulisnya yang cemerlang, dibalik sosok yang ramah ini, ternyata juga menoreh sejarah saat menjalani studinya di perguruan tinggi. Kuliah di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri dijalani hanya selama 3 tahun 7 bulan dengan menyabet predikat penghargaan mahasiswa lulus tercepat di tahun 2007. Lalu pada tahun 2018, Zulkifli kembali menjadi mahasiswa STAIN/IAIN Samarinda, kali ini mengambil magister di jurusan pendidikan Agama Islam dan berhasil menghabiskan masa studi hanya 1,5 tahun serta mengantongi predikat summa cum laude diperolehnya karena meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna 4.00.
Prestasi di bidang akademis itu juga membawa dirinya menjadi salah satu tokoh pendidikan di kota Taman. Terhitung sejak 2005 hingga 2018, ia mengajar di berbagai jenjang pendidikan Islam dari tingkat dasar, TK Al-Qur’an, SDIT, SMP/MTS hingga tingkat SLTA/SMK pernah dijalani. Sampai akhirnya kini dia menjadi dosen di berbagai perguruan tinggi di Bontang, salah satunya Universitas Terbuka (Pokjar Bontang).
Di tahun 2012, Zulkifli melepas masa lajang dengan menikahi pujaan hatinya Anna Marissa. Dari perkawinan tersebut, keduanya kini dikaruniai dua orang putri Neissya Maulida dan Nizwa Carissa.
Hingga saat ini Zulkifli masih rajin berdakwah ke pelosok desa di wilayah Bontang, Kutai Timur, Samarinda, dan Kutai Kartanegara dan tercatat aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan, salah satunya pengurus Majelis Ulama Indonesia (Bontang) serta Badan Koordinasi Dakwah Islam Bontang (BKDIB).
“Sejak kecil saya sudah akrab dengan dunia dakwah. Dulu cita-cita saya ingin menjadi guru dan ustadz,” tutup Zulkifli. (sop/hb)