
Berau, helloborneo.com – Salah satu jenis pupuk bersubdisi yang digunakan para petani di Kabupaten Berau yakni NPK terbilang cukup langka. Penyebab langkanya pupuk tambahan untuk tanaman padi sawah itu adalah karena banyak petani yang belum ter-input disistem, sehingga belum mendapatkan kartu tani, sementara syarat untuk menerima subsidi pupuk, adalah dengan memperlihatkan kartu tani serta terdaftar di anggota kelompok tani tertentu.
Kasi Pupuk Pestisida dan Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Berau, Bambang Sujatmiko mengatakan untuk jenis NPK memang saat ini langka di kios-kios penyalur.
“Salah satu syarat untuk menebus pupuk bersubsidi dikios adalah dengan memperlihatkan kartu tani, kalau belum ada bisa mengurus dulu ke kelompoknya,” tegas Bambang, Senin (7/6/2021)
Sementara itu menurut Kabag Ekonomi Setda Kabupaten Berau, Kamaruddin kendala kelangkaan pupuk hanya dari sistem saja, sehingga berdampak pada lambatnya penyaluran dari pemerintah pusat, sementara untuk indikasi penimbunan dari agen, ia memastikan hal tersebut tak akan terjadi, sebab rutin dilakukan monitoring oleh petugas yang bekerjasama dengan kepolisian.
“Dugaan penimbunan atau permainan harga baik dari penyalur atau agen itu tidak ditemukan sampai sekarang, karena kita pantau terus di kios-kios,”ucapnya.
Untuk diketahui di Kabupaten Berau, petani yang telah terdaftar sebagai penerima pupuk bersubdisi mencapai 6.000an lebih, namun akan terus bertambah sebab terus diusulkan tambahan oleh Dinas Pertanian dan Peternakan.
Sementara untuk kuota pupuk bersubsidi jenis NPK khusus Kabupaten Berau sebanyak 27.370 ton, dan saat ini baru terselaurkan sekitar 30 persen.
Sedangkan untuk jenis pupuk subsidi yang lain seperti Urea ada sebanyak 7.567 ton, pupuk ZA sebanyak 1.582 ton, SP-36 tersedia 3.857 ton, serta pupuk organik sebanyak 3.364 ton. Untuk jenis-jenis tersebut dipastikan tidak mengalami kendala dalam pendistribusiannya.(nr/sop/hb)