Kurikulum Merdeka, SMA 1 Balikpapan Gelar Pameran Karya

L Gustian

SMA 1 Balikpan menggelar karya project penguatan profil pancasila, yang dirancang di kurikulum merdeka. (Ist)
SMA 1 Balikpan menggelar karya project penguatan profil pancasila, yang dirancang di kurikulum merdeka. (Ist)

Balikpapan, helloborneo.com – SMA 1 Balikpan menggelar karya project penguatan profil pancasila, yang dirancang di kurikulum merdeka. “Ini merupakan salah satu karya anak-anak setelah mengikuti pelajaran dengan tujuan menumbuhkan karakter anak uang di ikuti dari kelas 10 sampai dengan kelas 12,” kata Hayati M, Pd Wakil Kepala Sekolah SMA 1 Balikpapan.

“Tema yang diangkat semuanya sangat bagus salah satunya membahas pola pikir generasi Z untuk menghormati orang tua. Ini yang menjadi fokus kami untuk memberikan informasi kepada teman-teman dan seluruh generasi Z, kami juga telah membuat video edukasi yang kami taruh di chanel youtube kami,” ujar Salwa kelas XI.

Salwa menjelaskan proses pembuatan video satu minggu, dan guru berserta orang tua sangat mendukung.

Tak hanya mengakat tema Pola pikir Generasi Z yang menjadi pembelajaran di kurikulum merdeka yang di pamerkan. Tak hanya itu Kelas X-4 membuat tema yakni gencar mensosialisasikan, peminimalisiran penyalahgunaan kelompok pelajar dalam lingkup sekolah

“Circle pertemanan artinya sejumlah teman dekat yang biasanya melakukan sesuatu bersama-sama sebagai sebuah kelompok, contoh circle yang buruk atau toxic. selalu iri atas kesuksesan mu, selalu ingin menang sendiri (egois), membuatmu merasa rendah diri,” tutur Annisa Kelas X-4.

Dampak dari circle yang buruk atau toxic. Seseorang akan melupakan kewajibannya. Seseorang dapat melupakan jati dirinya. Circle pertemanan mampu mengubah gaya hidup seseorang.

Solusi untuk menghindari circle pertemanan yang buruk, jarang ikut kumpul dengan mereka. Selalu beri alasan yang logis ketika menolak ajakan mereka. Sibukkan diri dengan hal yang positif.

Contoh circle yang baik mampu menerima kamu apa adanya. Menghargai privasi masing-masing. Mengajak ke hal-hal yang positif. Dampak dari circle yang baik, relasi yang dimiliki semakin luas. Membantu kita untuk terus produktif dalam mencapai tujuan, perbedaan individu yang membuat kita semakin menghargai arti toleransi.

“Respon positif banyak dan yang mendukung agar ditambah lagi banyak komentar netizen di youtube yang mendukung,” tutur Annisa kelad X-4 saat ditemu di stand mereka. (log)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses