Tun MZ
Kutai Kartanegara, helloborneo.com – PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) terus berupaya laksanakan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan melalui program Water Supply Sistem (WSS) Saliki. PHSS berhasil mendampingi masyarakat Desa Saliki dalam pengelolaan air bersih melalui inovasi biofilter arang aktif dari limbah kelapa sebagai penjernih alami yang ramah lingkungan.
Program WSS adalah program CSR PHSS dalam penyediaan fasilitas air bersih berbasis masyarakat yang diintegrasikan dengan layanan air minum yang dikelola oleh BUMDES Mekar Sejati Desa Saliki. Program WSS Saliki beroperasi sejak tahun 2018 dan saat ini berhasil melayani suplai air bersih kepada 326 rumah tangga.
Ketua UMKM Amplang H. Siti Aisyah menceritakan kondisi air di Desa Saliki sebelum adanya bantuan dari PHSS, sebelum implementasi inovasi ini, masyarakat Desa Saliki kesulitan mendapat air bersih, dimana satu sumur pun harus bergantian dengan 5 rumah lain.
Namun demikian, keterbatasan ini tidak menghalangi masyarakat desa Saliki untuk terus berjuang mencari sumber air bersih. “Sejak ada bantuan dari PHSS, masyarakat tidak lagi susah mendapat air bersih seperti untuk mencuci baju anak,” ungkap Siti Aisyah.
Supervisor Plant Operations Farid Anwar, menjelaskan bahwa inovasi biofilter ini dapat dipastikan WSS Saliki menghasilkan air bersih yang memenuhi baku Permenkes nomor 32 tahun 2017, sehingga aman digunakan seluruh warga Saliki. “Eco Inovasi ini meupakan pemanfaatan Biofilter arang aktif yang ramah lingkungan, melalui pengelolaan air bersih secara kolektif melalui BumDes Mekar Sari,” ungkap Farid.
Kepala Desa Saliki, Saliansyah, mengungkapkan bahwa Pemerintah Desa Saliki sangat mengapresiasi PHSS dalam mengembangkan Program Water Supply System, sehingga masyarakat dapat menikmati air bersih yang selama ini sulit didapatkan. “Kami ikut bangga atas pencapaian ini yang merupakan buah kerja sama yang baik antara PHSS, pemerintah desa dan Kelompok Pengelola Sarana Pengelola Air Minum (KPSPAM),” ujar Saliansyah.
Manager PHSS Field Ade Diar Suhendar, menyampaikan bahwa PHSS senantiasa berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan, terutama masyarakat dan pemerintah dalam menjalankan program-program CSR perusahaan sehingga mampu menciptakan manfaat dan nilai yang dinikmati bersama (creating shared value).
“Harapannya agar Desa Saliki dapat menjadi desa mandiri dalam menyediakan air bersih, dan dapat menjadi contoh bagi desa yang lain khususnya di kabupaten Kutai Kartanegara. Sejak replikasi program WSS Salikitahun 2020, telah terpasang 160 sambungan air di desa Samberah serta replikasi Mini WSS di Kampung Nilam Center untuk 148 calon penerima air bersih,” tambah Ade.
Ade menambahkan bahwa beragam usaha perekonomian daerah pun semakin maju antara lain dengan munculnya 3 kelompok pengepul pembersihan udang dan kepiting, 4 kelompok usaha amplang, 3 kelompk warung makan, WSS Usaha Depo Air Minum Isi Ulang “SIAGARO”, serta salon kecantikan dan laundry.
Gubernur Kaltim Isran Noor menyampaikan apresiasinya kepada PHSS atas program WSS Saliki yang sudah berkolaborasi dengan penyediaan air bersih layak konsumsi, bagi 354 kepala keluarga di Muara Badak.
Tahun ini PHSS pun berkesempatan berkesempatan menjadi kandidat Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI. Proper Emas merupakan tingkat penganugerahan tertinggi yang memiliki arti bahwa perusahaan telah melakukan pengelolaan terhadap lingkungan melebihi dari yang disyaratkan. (log)