Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ciptakan 3,6 Juta Lapangan Pekerjaan Tahun 2022

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Oktober 2022, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia telah mencapai 3,92 juta orang. (Courtesy: Kemanparekraf)
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Oktober 2022, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia telah mencapai 3,92 juta orang. (Courtesy: Kemanparekraf)

Jakarta, helloborneo.com – Kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang sempat dihantam pandemi COVID-19 terbukti dari tercapainya target 3,6 juta wisatawan mancanegara pada Oktober 2022. Sebanyak 3,6 juta lapangan pekerjaan yang tercipta, memperkuat kondisi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di tanah air.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan tahun 2022 menjadi titik balik kebangkitan sektor pariwisata di Indonesia setelah babak belur dihantam pandemi COVID-19.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Oktober 2022, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia telah mencapai 3,92 juta orang atau melampau target optimis atau batas atas yang ditetapkan yaitu sekitar 3,6 juta orang. Hasil tersebut menghasilkan nilai devisa pariwisata sebesar $4,26 miliar.

Tren positif juga terjadi pada jumlah wisatawan domestik yang mengalami peningkatan sebesar 15 persen di mana terdapat 633 hingga 733 juta perjalanan domestik sepanjang tahun. Sandiaga optimis jumlah wisatawan domestik dapat mendekati angka 800 juta pergerakan dalam masa libur natal 2022 dan tahun baru 2023.

“Dengan semua capaian yang diraih, kontribusi PDB (Produk Domestik Bruto) pariwisata diestimasi akan meningkat 50 persen dibandingkan tahun lalu dan kontribusi PDB pariwisata mencapai 3,6 persen di tahun 2022 ini,” kata Sandiaga berbicara dalam Jumpa Pers Akhir Tahun 2022 di kanal YouTube Kemenparekraf.

Kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pada tahun 2022, menurut Sandiaga, juga terbukti dengan munculnya lapangan kerja bagi 22,89 juta orang di sektor pariwisata. Jumlah tersebut bertambah 1,63 juta orang dibanding data yang tercatat pada tahun 2021. Sedangkan di sektor ekonomi kreatif terdapat pertambahan sebanyak 2,08 juta tenaga kerja menjadi 23,98 juta tenaga kerja dibanding tahun kemarin yang mencapai 21,90 juta tenaga kerja.

“Berarti total 3,6 juta lapangan kerja telah diciptakan di sektor Parekraf (Pariwisata dan Ekonomi Kreatif-red) hanya di tahun 2022 ini,” jelas Sandiaga.

Kemenparekraf menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2023 sebanyak 3,5 juta hingga 7,4 juta kunjungan. Adapun pasar utama yang diharapkan menjadi penyumbang wisatawan mancanegara paling besar adalah Australia, Singapura, Malaysia, India dan Inggris.

Fokus Pada Wisatawan Nusantara

Meskipun demikian, menurut Sandiaga, sektor pariwisata di tahun 2023 akan menghadapi sejumlah tantangan di antaranya peningkatan biaya hidup dan harga bahan bakar menjadi faktor penentu keputusan berwisata ke luar negeri.

Selain itu wisatawan China sebagai pasar utama di Asia Pasifik juga belum dapat bergerak akibat strategi nol-COVID yang diberlakukan oleh pemerintah negara tersebut meskipun baru-baru ini pemerintah China melakukan sejumlah pelonggaran pada kebijakan pembatasannya.

“Di ekonomi global yang mengalami resesi atau berpotensi menghadapi resesi ini perlu kita sikapi dengan fokus kepada wisatawan nusantara, oleh karena itu kita mendorong program-program yang mengangkat pergerakan wisatawan nusantara,” jelas Sandiaga.

Wisatawan domestik diprediksi masih akan menjadi motor utama penggerak pemulihan pariwisata nasional. Pergerakan wisatawan domestik diharapkan dapat mencapai 1,2 hingga 1,4 miliar pada 2023 agar dapat mendorong ketersediaan lapangan kerja sebanyak 4,4 juta di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Di sisi lain, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan, Martini M Paham mengungkapkan pada tahun 2023, Kemenparekraf mengusung kampanye Berwisata di Indonesia Saja. Ada banyak pilih paket wisata yang dapat dipilih oleh masyarakat di Indonesia sesuai dengan anggaran yang dimiliki.

“Dengan Rp100 ribu kita bisa kunjungan ke desa wisata misalnya, jadi tidak harus mewah. Jadi ada pilihan,” kata Martini dalam kegiatan yang sama. (voa/log)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.