Jakarta, helloborneo.com – Dalam rangka menggaungkan Temu Bisnis Tahap IV – Indonesia Catalogue Expo and Forum (ICEF), Kementrian Keuangan mengadakan acara bertajuk “Menuju Temu Bisnis Tahap IV tahun 2023” yang dilaksanakan di Jakarta International Expo, Jakarta, Kamis (3/8/2023).
Acara itu dibuka Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga S Uno.
Bupati Penajam Paser Utara Ir. H. Hamdam didampingi Kabid Perdagangan Kab. PPU hadir bersama ratusan kepala daerah yang terdiri sejumlah Gubernur, Bupati dan Walikota.
Temu Bisnis Tahap IV Indonesia Catalogue and Forum (ICEF) adalah forum yang diinisiasi Menkeu RI dan berkolaborasi dengan Kementerian Hukum dan HAM, Lembaga Kebijakan Pengadaan (LKPP) dan Kamar Dagang Indonesia (Kadin).
Forum Temu Bisnis atau Business Match mengambil tema merdeka belanja produk dalam negeri mewujudkan kemandirian bangsa. Selain sebagai forum, juga digelar pameran, dialog, seminar dan hiburan.
Hamdam, usai pembukaan mengatakan Temu Bisnis Tahap IV ini sangat tepat digelar di tengah lesung perekonomian dunia meski Indonesia makin membaik. Sektor – sektor riil dan skala bisnis menengah menjadi pendorong mempertahankan pertumbuhan ekonomi.
“Forum Temu Bisnis sangat positif bagi perekonomian kita, apalagi Indonesia saat ini diakui berhasil keluar dari krisis dan kini mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen.” ucapnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam pembukaan Temu Bisnis Tahap IV mengatakan COVID-19 telah menurunkan Gross Domestic Product (GDP) dan perekonomian semua negeri. Namun tidak semua negara kembali pulih sesudah tiga tahun COVID-19.
“Di dalam konteks inilah, program penggunaan produk dalam negeri atau P3DN adalah salah satu upaya dari pemerintah dengan bekerjasama dengan saluruh dunia usaha untuk sekaligus menjaga ketahanan ekonomi,” katanya.
Business matching yang dilaksanakan hari ini, kata Sri Mulyani merupakan salah satu cara yang sangat penting di dalam memberikan forum dan mediasi, sehingga penggunaan produk import yang masih sangat tinggi bisa terus menurun.
“Di dalam proses pemulihan ekonomi ini, kita terus memacu produk dalam negeri, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun kompetisi di pasar ekspor yang memang makin ketat nuansa persaingan produk – produk Indonesia di pasar global.” katanya.
Sri Mulyani menegaskan perekonomian Indonesia dalam situasi baik. Pada kwartal kedua, berbagai indikator masih menungjukkan kegiatan ekspor dan impor mengalami penurunan, namun neraca perdagangan RI masih mencatatkan surplus hingga bulan Juni sebesar 19,93 persen. Ini artinya ekspor lebih tinggi dari impor kita. (adv/hms17/log)