Interlude: Mini Exhibition By Masgaga. (Ist)

Dari Interlude: Mini Exhibition By Masgaga 

Interlude: Mini Exhibition By Masgaga. (Ist)
Interlude: Mini Exhibition By Masgaga. (Ist)

Yogyakarta, helloborneo.com – Pameran karya seni tidak hanya berdampak pada peningkatan aktivitas karya seni semata, namun bisa membawa pengaruh positif terhadap perkembangan generasi perupa di Yogyakarta.

Bertempat di Nomore Gallery Jl. Wijilan No.203 Panembahan, Kraton, Yogyakarta. Interlude: Mini Exhibition By Masgaga digelar selama sebulan mulai 16 April-16 Mei 2024. Sebanyak 23 karya yang ditampilkan oleh Masgaga. 

Masgaga disela pembukaan pameran mengatakan, pameran ini tidak sebatas media investasi bagi pegiat seni untuk memamerkan karyanya, melainkan juga berefek kepada generasi muda untuk tertarik mendalami seni lebih dalam.

“Interlude kali ini menjadi jembatan setelah intro, dan nantinya menjadi representasi untuk hal yang lebih baik lagi,” jelas Masgaga.

Sementara itu Rolly, pemilik Nomore Gallery mengatakan pameran ini menjadi wadah bagi para pekerja seni untuk menampilkan hasil karya terbaiknya, sehingga bisa dilihat langsung oleh masyarakat khususnya anak muda supaya mencintai dunia lukis. 

“Karya seni yang laku sekitar 15 persen hasilnya akan didonasikan,” jelasnya.

Mesti masih pembukaan, tampak yang hadir pada Selasa, 16 April 2024 dipenuhi beberapa penggiat seni Yogyakarta, bahkan diantaranya Wisatawan Asing yang sedang berlibur menikmati karya Masgaga.

Tentang Interlude by Masgaga

Semenjak dilahirkan, manusia mempunyai hasrat untuk hidup secara teratur. Namun, apa yang dianggap teratur oleh seseorang, belum tentu dikatakan teratur oleh pihak lainnya. 

Oleh karena itu manusia sebagai manusia memerlukan perangkat struktur yang menjadi patokan, agar tidak terjadi gejolak kepentingan sebagai akibat dari pendapat yang berbeda-beda mengenai keteraturan tersebut. Perangkat struktur untuk menghasilkan komposisi hidup yang bermakna dapat berupa Interlude yang berperan sebagai jembatan tanpa kehadiran vocal.

Meski dengan durasi yang tidak panjang, namun ini menjadi tempat eksplorasi. Interlude: Mini Exhibition By Masgaga menjadi eksplorasi dirinya sebagai penyuka gambar, yang tentu saja diperoleh bukan dengan hasil kerja semalam membangun candi. Namun butuh waktu dengan perjalanan “cukup”, mungkin saja standarnya berbeda bagi semua orang satu dengan orang lainnya. 

Interlude by Masgaga seperti diajak memasuki warna berbeda (guratan gambar) Kawasan Morfologi Pegunungan Telawi dengan lima satuan ruang yakni Lembah Napu, Lembah Banoa, Lembah Bada, Lembah Palu, dan Danau Lindu. Kita seolah melihat wajah Patung Purba Raksasa di Taman Nasional Lore Lindu, melihat Palindo, Torampana, Tarae Roe, dan Loga. 

Palindo yang berarti “Sang Penghibur” dipercaya sebagai representasi pendahulu masyarakat setempat. Selain itu, Interlude by Masgaga mengajak menikmati misteri dan kegagahan gambar berbeda yang mungkin saja ada dalam pergaulan hidup. Dimana pada dasarnya orang mempunyai pandangan-pandangan tertentu mengenai apa yang baik dan apa yang buruk, namun inti dari tujuannya akhirnya tetap menjadi mulia, dan danau bagi semua orang. (log)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses