Suherman
Penajam, helloborneo.com – Pengaspalan jalan yang dilakukan PT Waru Kaltim Platation (WKP) di Desa Bangun Mulya, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, dihentikan oleh warga setempat karena dinilai kualitas jalan tidak akan tahan lama.
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Hairil Wahyuni, Sabtu mengungkapkan, pengaspalan yang dilakukan oleh PT WKP di di Desa Bangun Mulya tersebut dinilai dilakukan seadanya tidak sesuai dengan harapan masyarakat.
“Kami menilai pengaspalan jalan yang dilakukan PT WKP jauh dari yang diharapkan masyarakat, padahal anggaran untuk perbaikan jalan itu Rp11,3 miliar,” ujarnya.
Menurut Hairil Wahyuni, perbaikan atau pengaspalan jalan yang dilakukan PT WKP sepanjang 5,4 kilometer dengan lebar jalan 5 meter tersebut tidak akan bertahan lama karena memiliki ketebalan jalan hanya 6 sentimeter.
Kalau dibandingkan dengan pengaspalan jalan Gelingga, lanjutnya, yang memiliki ketebalan jalan sesuai standar sampai saat ini belum mengalami kerusakan. Biaya pengaspalan jalan tersebut berkisar Rp1 miliar dari anggaran APBD.
“Kami sudah melakukan pertemuan sebanyak dua kali dengan PT WKP, disaksikan aparat desa, UPT PU serta kepolisian, tapi sampai saat ini belum ada kesepakatan terkait ketebalan jalan itu,” jelas Hairil Wahyuni.
Ia mengatakan, warga Desa Bangun Mulya merasa kecewa dan menyayangkan pengaspalan jalan yang dilakukan perusahaan sawit tersebut, karena ketebalan jalan sangat tipis sehingga batu-batu dibawah lapisan aspal sudah pada keluar.
“Warga Desa Bangun Mulya, menginginkan kualitas jalan yang kuat sehingga tahan lama. Karena kendaraan yang melalui jalan tersebut banyak mobil angkutan barang dari perusahaan,” tegas Hairil Wahyuni.
Camat Waru Warsidi ketika dikonfirmasi menyatakan, kecamatan belum mengetahui terkait aksi warga Desa Bangun Mulya menghentikan pengaspalan jalan yang dilakukan PT WKP tersebut. Namun, akan segera melakukan pendekatan kepada warga agar pengerjaan jalan bisa segera dilanjutkan kembali.(bp/*log)