Suherman
Penajam, helloborneo.com – Pelayanan Unit Pelaksana Teknis Pekerjaan Umum (UPT PU), kata Camat Waru, Kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Warsidi, menjadi solusi bagi masyarakat dan kelompok tani sehingga masyarakat rela menghibahkan tanah miliknya.
“Masyarakat Waru menanggapi positif UPT PU Kecamatan, bahkan masyarakat rela menghibahkan tanah milik mereka untuk pembangunan di daerah setempat,” jelas Warsidi, di Penajam, Kamis.
Penghibahan tanah pada pengerjaan yang dilakukan UPT PU tersebut,,kata dia, masyarakat membuat pernyatan yang ditandatangani bersedia tanahnya dihibahkan untuk pembukaan jalan dengan disaksikan ketua RT dan kepala desa atau Lurah, kemudian ditembuskan ke kecamatan.
“Proses ini sangat singkat setalah pihak kami menerima proposal UPT PU langsung melakukan survei,selanjutnya alat berat pun langsung di datangkan,” kata Warsidi.
Menurutnya, tahun ini (2015) rekapitulasi hasil kegiatan UPT PU Kecamatan Waru telah berhasil mengerjakan puluhan kilometer pembuatan saluran air, galian tanah untuk badan jalan, “land clearing” atau pembersihan lahan daerah rawa serta untuk akses jalan dan pembentukan badan jalan.
Selain itu pembersihan lahan untuk lapangan sepak bola, lanjut Warsidi, juga sudah dilakukan oleh UPT PU Kecamatan, dan saat ini ada satu pekerjaan masih masa pengerjaan dan satu pekerjaan akan rampung dalam waktu dekat ini.
Kepala Desa Api-Api Abdul Sani menyatakan, sebelum ada UPT PU Kecamatan , masyarakat meminta bantuan TNI melalui program pembangunan desa, namun membutuhkan proses yang panjang. Dengan adanya UPT PU Kecamatan masyarakat langsung merasa dilayani dengan baik,
“Permohonan yang disodorkan masyarakat ke kelurahan langsung direspon oleh pihak kecamatan. Bahkan masyarakat rela menghibahkan puluhan kilometer tanahnya secara suka rela,” katanya.
“Permohonan pengerjaan itu sangat mudah, masyarakat cukup ke kelurahan, kelurahan langsung serahkan ke kecamatan setelah disetujui kecamatan UPT PU langsung mengerjakan,” jelasnya.
Warga Desa Api-api jumari menambahkan, dirinya beserta masyarakat rela menghibahkan tanah karena setelah dibuka jalan kelompok tani di Desa Api-Api sangat mudah mengangkut hasil perekebunan
“Sebelum ada jalan dibuka saya kesulitan membawa hasil panen, tapi sekarang sudah tidak susah dan capek lagi memikul sawit,” ujarnya. (bp/*esa)